Film

Review Exhuma (2024), Padukan Horor Berkelas dengan Ritual Shamanisme Korea

Kalapena.id – Genre film horor semakin lengkap dengan kemunculan Exhuma (2024). Film yang mengangkat kisah horor berdasarkan mitos tradisional Korea Selatan ini punya pendekatan yang cukup berbeda dibanding film sejenisnya. Exhuma mampu memadukan horor dengan ritual shamanisme Korea.

Exhuma yang disutradarai Jang Jae Hyun ini dimulai dengan penampilan dukun wanita Korea, Hwa-rim (Kim Go-eun) bersama muridnya, Bong-gil (Lee Do-Hyun) pergi menemui pasangan kaya raya, yang anaknya menderita penyakit yang tidak bisa dijelaskan secara medis.

Setelah melakukan semacam ritual, Hwa-rim akhirnya mengetahui bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kutukan nenek moyang pasangan kaya raya tersebut. Sang suami, Ji-Yong kemudian meminta keduanya memindahkan makam leluhurnya untuk membuatnya menjadi tenang.

Adegan saat master Feng Shui, Sang-deok makan tanah di Exhuma. F dok vidio

Lalu scene pun beralih pada dua kolega si dukun wanita, yakni master Feng Shui, Kim Sang-deok (Choi Min-sik) dan pengurus pemakaman, Yeong-geun (Yoo Hae-jin) yang ikut membantu menyelidiki fenomena aneh tersebut.

Sepanjang 134 menit durasi film ini, penonton akan diajak menyelami ritual yang digunakan dalam memindahkan makam, yang menggunakan budaya tradisional negeri ginseng.

Exhuma membagi durasi filmnya ke dalam lima chapter, yang tiap masuk ke bagian baru, maka eskalasi klimaksnya semakin meningkat hingga akhir chapter ketiga. Tapi sayangnya di dua bagian terakhir, malah menampilkan misteri baru yang kurang relevan dengan tiga chapter pertama.

Secara keseluruhan, Exhuma memiliki scoring musik yang sesuai dengan atmosfir yang ditampilkan di film ini. Rasa kegelisahan dan kekhawatiran, serta dampak psikologis mampu dieksekusi secara smooth.

Tarian shamanisme yang dibawakan dukun Hwa-rim dalam film Exhuma. F dok showbox

Horor dan rasa takut yang dibangkitkan dalam film ini bukan berasal dari efek jumpscare atau wajah seram yang mainstream, tapi lebih ke pembangunan atmosfer yang dirancang secara pelan-pelan tapi pasti menuju klimaksnya.

Horor dalam film ini juga semakin aneh dengan ritual-ritual shamanisme yang berhubungan dengan kebudayaan Korea, misalnya ritual pemindahan sial pada babi yang diiringi tarian dan nyanyian mantra-mantra, yang memberikan efek bergidik dan menyeramkan pada penonton.

Baca juga :

Selain ritual perdukunan atau shamanisme, nilai lain yang ditampilkan yakni kepercayaan Feng Shui. Ahli Feng Shui, Sang-deok mampu merasakan tanah yang memiliki Feng Shui bagus dengan cara memakannya.

Sejarah peperangan antara Korea dan Jepang juga ikut menjadi unsur pembeda dalam film ini. Sejarah yang dikaitkan dengan kepercayaan pasak besi menimbulkan pertanyaan, dan membuat penonton mau tidak mau harus berpikir tentang dimana kaitan antara keduanya.

Menonton Exhuma seakan menonton horor yang dibalut perpaduan antara sejarah dan budaya. Hantu-hantu di film ini tidak terlalu seram, namun yang membuatnya bergidik karena efek yang ditimbulkan karena kemunculannya. Film ini sangat direkomendasikan, horornya berkualitas dan tidak murahan. Cocok dinikmati penggemar horor, sambil sedikit belajar mengenai kebudayaan Korea (kalapena).

Leave a Reply