Kalapena.id – Dari seorang tukang liput event lari di Batam waktu itu–Barelang Marathon 2016-2018, saya mulai tertarik dengan dunia pelarian.
Disclaimer: dunia pelarian yang saya maksud lebih ke perihal lari, olahraga lari. Bukan melarikan diri ya.
Tertarik di sini awalnya hanya suka melihat orang lari. Selain itu, kagum melihat orang yang suka lari.
Saya pun penasaran, bagaimana sebuah event lari bisa mengumpulkan banyak orang. Pesertanya bahkan tak cuma dari Kepri, tapi bicara skala dalam negeri.
Pun peserta dari luar negeri banyak. Jauh-jauh mereka datang ke Batam hanya untuk berlari. Paling menonjol saat itu pelari dari Kenya, negara di Afrika Bagian Timur sana datang ke Batam.
Wuih, jangan ditanya bagaimana penampilan mereka saat melesat lari di Jembatan Barelang. Semua kategori yang diikuti pasti jadi juaranya. Kalau tak juara 1, juara 2. Bahkan sesama mereka pun bisa jadi saingan.
Belum lagi pelari asal Singapura, MD Shariff Abdullah–yang dikenal sebagai seorang blade runner atau pelari yang menggunakan kaki prostetik, ikut ambil bagian di Barelang Marathon 2018.
Nah, dari hasil wawancara dengan sejumlah pelari di event ini, membuat saya tambah tertarik dengan lari. Lambat laun, saya pun ingin jadi pelari (hahahaa).
Keinginan jadi peserta lari ini pertama kali mau saya wujudkan di Barelang Marathon 2019. Tak usah jarak yang jauh-jauh 10K, 21K atau 42K dulu pikir saya waktu itu. Kategori Fun Run 5K jadilah.
Apalagi kategori ini baru tersedia di 2018. Memang tak dapat medali bagi finisher-nya di kategori Fun Run ini. Namun untuk di awal, apalagi bagi seorang newbie atau pelari pemula pakai banget seperti saya, tak jadi masalah.
Sayangnya, keinginan itu tak bisa terwujud. Barelang Marathon 2019 tidak ada. Bahkan sampai sekarang 2024–setelah pandemi covid-19 berlalu, belum ada kabar baiknya.
Keinginan menjadi peserta lari baru terwujud di 2021. Itu pun virtual run. Saat itu memang masih pandemi covid-19. Bisa dibilang di tahun lagi ramai-ramainya orang kena covid-19.
Event Perdana Ikut Virtual Run
Nah di 2021 lalu, perusahaan asuransi jiwa, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menggelar MAMI Virtual Fun Run dalam rangka merayakan ulang tahun peraknya.
Kegiatan ini diperuntukkan bagi jurnalis sebagai bentuk apresiasi atas dukungan rekan-rekan jurnalis di seluruh Indonesia selama 25 tahun kiprah MAMI di Indonesia, waktu itu.
Jaraknya tak jauh-jauh cuma 2,5 miles run atau walk atau sekitar 4 Km dan bisa lari atau jalan kaki. Waktu pelaksanaan event kalau tak salah ingat 1 bulanan, sekitar Juli 2021. Artinya bisa dicicil, tidak harus dalam satu waktu.
Hasil akhirnya, peserta yang berhasil finish akan mendapat medali, dan jersey. Selain itu, bagi mereka yang beruntung juga bisa mendapat doorprize menarik.
Hanya tiga jurnalis di Batam yang ikut event ini, termasuk saya. Ketiganya dari Jurnalis Perempuan atau Jupe Batam. Dari ikut event ini pula, pertama kalinya saya tahu ada aplikasi Strava.
Bagi saya pribadi, keikutsertaan di MAMI Virtual Fun Run saat itu malah jadi motivasi untuk terus bergerak, olahraga. Biasa, mageran. Tampaknya, itu juga yang dialami dua rekan saya.
Terakhir dari jarak 2,5 miles, kami bertiga berhasil masuk delapan besar Leaderboard dari total 91 jurnalis se-Indonesia yang ikut event ini. (Selamat untuk kami bertiga karena berhasil memotivasi diri. Hahahaha).
Saya sendiri masuk tiga besar dengan catatan jarak yang dikumpulkan 114.9 KM, pace 10.98 min/km. Total waktu yang dibutuhkan 21:02:35.
Mulai Rajin Ikut Virtual Run
Setelah MAMI Virtual Fun Run, saya mulai sering ikut virtual run yang digelar beberapa aplikasi pendukung olahraga. Seperti Cause ID, IRACE, GERAK, 99 Virtual Race, ICONIC Virtual Run, One Virtual Race dan lainnya.
Ada yang berbayar, ada yang gratis. Saya sengaja mencari hal apa yang bisa membuat saya tetap bergerak dengan ‘lari’ atau paling tidak jalan cepat. Motivasi awalnya, biar dapat medali. Ini khusus yang berbayar.
Begitu medali sampai di rumah, memang ada rasa senang tersendiri bisa melihat usaha lari dalam bentuk medali. Namun bagi saya pribadi, kesenangan itu sifatnya sementara dan sebentar. Setelah puas melihat-lihat model medalinya, medali itu dibungkus lagi dan disimpan.
Seiring waktu, motivasi saya lari tak harus dapat medali. Yang penting dapat sertifikat. Ini khusus yang gratisan.
Aplikasi IRACE, Gerak, dan Cause ID bisa dibilang termasuk sering buat event yang gratisan, di samping yang berbayar. Saya beberapa kali ikut yang gratisnya.
Baca juga :
- Lari Diiringi Ambulans, Perjuangan Menuju Garis Finish Batam 10K 2024
- Bertemu Sally Tanudjaja di Event Lari PIM City Run Batam 2024
- Berburu War Ticket Fun Run Adhyaksa Batam 2024 hingga Larut Malam
Bedanya yang gratis dan berbayar apa? Letaknya cuma dapat medali dan tidak. Kalau berbayar, dapat medali plus sertifikat. Kalau gratis cuma dapat sertifikat.
Menariknya, meski gratis peserta yang beruntung juga bisa dapat doorprize, sama halnya dengan peserta yang berbayar. Namun kebijakan ini juga tergantung panitia. Dari beberapa kali ikut yang gratisan, saya baru sekali dapat doorprize.
Itu saat saya ikut event virtual run yang digelar Hydro Coco Duathlon 2021 di aplikasi Cause. Nah, nomor BIB saya keluar, berhak mendapat jam. Saya senang sekali waktu itu, apalagi begitu hadiahnya sampai di rumah. Buru-buru buka kemasannya. Saya dapat Honor.
Jam tangan inilah yang saya pakai, terutama saat race untuk melihat sudah di jarak berapa saya lari.
Perdana Ikut Race
Seiring waktu, saya tak cuma ikut virtual run, tetapi juga race. Saya menantang diri sendiri untuk ikut Batam 10K 2022. Inilah race perdana saya ikut berlari di jalan, merasakan senangnya ‘lari’, berjuang menuju garis finish bersama pelari lainnya.
Padahal saat itu saya belum bisa lari 10K non stop. Dalam sesi latihan lari saya yang masih belum disiplin, batasan saya 7K non stop di permukaan jalan yang datar, elevasi rendah. Paling sering 5K. Namun saya memaksa ikut, walaupun ujungnya jadi lari-jalan-lari.
Pun saya baru tahu waktu itu, ternyata meski namanya event lari, kita tak mesti harus lari non stop dari awal sampai akhir. Jalan saat event lari itu tidak masalah, dan bukan suatu kesalahan yang membuat seorang peserta bisa didiskualifikasi. Tapi jalan saat event lari ini mungkin tidak berlaku bagi mereka yang targetnya dapat podium.
Dari race perdana Batam 10K 2022, saya masih ingin ikut race lagi. Sampailah saya ikut Polda Kepri Fun Run 7.8K (2024) dan Batam 10K 2024.
Saya masih ingin ikut race lagi, lagi dan lagi. Tentunya harus memperbaiki latihan lari dan ikut race menyesuaikan kemampuan, baik kemampuan fisik maupun keuangan.
Mengapa kemampuan keuangan? Sebab ikut race itu berbayar. Kita yang mengeluarkan uang. Rata-rata biaya pendaftaran ikut race lari di Batam 2024 senilai Rp150 ribu. Ada juga yang di atas itu. Kisarannya Rp175 ribu, Rp200 ribu, Rp250 ribu, Rp300 ribu, tergantung kategori dan jarak yang diambil.
Harapan ke depan, semoga saya tidak hanya mengejar medali dari olahraga lari, tetapi juga mengejar manfaat kesehatan. Lari menjadi investasi kesehatan untuk masa depan (pikarenji).