Kalapena.id – Masjid Agung Batam yang identik dengan kubah limasnya kini tampil dengan penampilan baru. Pemerintah Kota (Pemko) Batam telah melakukan revitalisasi untuk memperbaiki segala aspek, termasuk juga perwajahan dari masjid terbesar di Batam ini.
Proyek revitalisasi masjid ini menggunakan anggaran sebesar Rp 170 miliar dan telah dimulai sejak Juli 2022 kemarin. Sejak awal dibangun, menjadi ini sudah menjadi salah satu ikon Kota Batam.
Masjid yang dilengkapi dengan ornamen Melayu dan bernuansa biru putih ini menjadi masjid ketiga yang dibangun Pemko Batam setelah Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah di Sagulung dan Masjid Tanwirun Naja atau Masjid Tanjak di Bandara Hang nadim.
Masjid Agung Batam yang baru ini dapat menampung 1.780 umat. Tapi secara keseluruhan, dari dalam hingga plaza bangunan, bisa menampung sebanyak 14.500 jamaah. Untuk basemennya ada dua lantai, bisa memuat ratusan kendaraan, terdiri dari 248 mobil, dan 305 sepeda motor.
Seperti Masjid Tanjak, renovasi Masjid Agung Batam ini bertujuan untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata religi terbaru. Masjid ini punya sejarah cukup panjang, dan bahkan sebelum itu sering dijadikan lokasi kegiataan keagamaan yang cukup banyak mengumpulkan orang, misalnya Haul Akbar. Masjid ini akan bisa digunakan untuk beribadah pada pertengahan September 2024 mendatang.
Sejatinya, penulis berharap renovasi masjid ini tidak mengubah kubah limasnya yang ikonik. Kubah tersebut membuat tempat ibadah umat muslim ini berbeda dari masjid besar di kota lain. Namun sebagai warga Batam, kita harus menerima karena tujuannya memang baik.
Baca juga :
- Liburan di Masjid Cheng Ho, Masjid Bernuansa Tiongkok di Batam
- Jadi Ikon Destinasi Wisata Religi, Berikut Profil Tiga Masjid Terbesar di Batam
- Warga Batam yang Jago Melamun, Segera Daftarkan Diri di Lomba Unik Ini
Kubah berdesain limas segi empat atau seperti piramida ini punya filosofi tersendiri. Bentuk limas sama sisi (teriris tiga bagian) ini dipilih dengan pertimbangan bahwa bentuk atap yang cocok untuk denah bangunan bujur sangkar, mempunyai persepsi vertikalisme menuju satu titik di atas sebagai simbol hubungan antara manusia dan Tuhan (habluminallah).
Sedangkan Irisan tiga bagian merupakan simbol perjalanan hidup manusia (sebagai hamba Allah) dalam tiga alam yaitu alam rahim, alam dunia, dan alam akhirat.
Suasananya yang cukup asri juga sering membuat pengunjung betah berlama-lama bersantai di tiap sudut masjid ini. Masjid yang lokasinya berseberangan dengan Kantor Wali Kota Batam ini sering digunakan masyarakat dan para pegawai negeri untuk beribadah.
Bukan hanya itu saja, masjid ini juga memiliki beragam kegiatan seperti pengajian, pembinaan UMKM, kegiatan edukasi dan lainnya. Bahkan dulunya Lembaga Amil Zakat (LAZ) Batam juga berkantor di salah satu ruangan masjid ini.
Kembali ke sejarahnya, Masjid Agung Batam didesain oleh Ir Achmad Noe’man dari PT Birano dan disetujui pada tanggal 31 Agustus 1997.
Beliau merupakan arsitek tersohor di Indonesia yang pernah merancang Masjid Salman di ITB kota Bandung. Adapun pembangunannya sendiri dimulai pada tahun 1999 dan selesai pada tahun 2001 (kalapena).