Film

Review Alien Romulus (2024), Tegaskan Kembali Teror Mencekam Xenomorph

Kalapena.id – Seri film Alien merupakan film legend fiksi ilmiah bertema monster yang ikonik. Tumbuh di era yang sama dengan seri film Star Wars, waralaba garapan Ridley Scott telah memunculkan tujuh film dan dua film spin-off.

Film terakhir yang rilis tahun ini mendapat ulasan cukup baik, yakni Alien Romulus (2024). Dengan budget sebesar US$ 80 juta, film ini sukses secara box office menghasilkan US$ 350,8 juta.

Alien Romulus disutradari oleh Fede Alvarez, sutradara yang terkenal lewat film Evil Dead (2013). Sementara itu Ridley Scott menjadi produser.

Secara garis besar, timeline Alien Romulus ini terjadi 20 tahun setelah film Alien pertama yang rilis 1979 dulu.

Film ini mengangkat kisah sekelompok anak muda yang terdiri dari Rain yang diperankan dengan baik oleh Cailee Spaeny. Lalu ada manusia buatan bernama Andy (David Jonsson), mantan pacar Rain bernama Tyler (Archie Renaux), adik Tyler bernama Kay (Isabela Merced), sepupu tyler bernama Bjorn (Spike Fearn), dan pilot Navarro (Ailenn Wu).

Alien di film ini Alien Romulus ditampilkan dengan apik lewat sentuhan CGI modern. F dok 20th century studios

Mereka tinggal di sebuah planet koloni penambang milik perusahaan Weyland Yutani. Di planet bernama Jackson Star tersebut, manusia menjadi budak yang dipekerjakan bertahun-tahun tanpa kejelasan status.

Penderitaan mereka semakin parah, karena kualitas udara yang buruk sehingga membuat penyakit baru terus muncul.

Nah disini Rain bersama teman-temannya menemukan sebuah pesawat koloni di luar yang sudah tidak aktif lagi bernama Renaissance. Kapal ini memiliki dua terminal bernama Romulus dan Remus.

Untuk mengubah nasib, keenam pemuda ini mencoba melarikan diri ke pesawat tersebut, demi berusaha mencapai planet yang tidak berasosiasi dengan Weyland Yutani, Yvaga III.

Mereka menduga rencana pelariannya akan berhasil. Tapi tanpa disangka-sangka, Alien Xenomorph siap menebar teror di kapal tersebut.

Alien Romulus ini menggunakan pendekatan yang sama seperti film-film sebelumnya. Sekelompok orang yang terjebak di dalam pesawat luar angkasa, dengan lorong-lorong panjang yang mencekam, dan dihuni oleh Alien Xenomorph yang siap sedia membunuh mereka dengan cara yang tak terduga dan menakutkan.

Baca juga :

Karena punya timeline waktu yang berdekatan dengan film pertama, maka kita dapat melihat settingan mesin dan peralatan di pesawatnya agak kuno. Ya bisa dikatakan sudah digital, tapi digital yang agak vintage.

Berbeda dengan film alien lama yang terkesan agak terburu-buru mencapai klimaks, Alien Romulus ini memiliki manajemen story yang teratur.

Alur ceritanya cukup nyaman untuk diikuti, dengan atmosfer mencekam khas film horor thriller yang dibangun secara perlahan. Film ini juga mampu menampilkan solusi dari tiap persoalan yang dihadapi Rain dan teman-temannya. Dan juga selalu ada petunjuk awal yang dimunculkan, yang ternyata menjadi bagian penting dari sebuah scene penting. Karena itu, motivasi tokoh-tokoh di film ini menjadi lebih clear, walau premis yang ditampilkan sangat klise ala-ala film alien.

Alien Romulus menampilkan kengerian berjalan-jalan di lorong yang panjang. F dok 20th century studios

Alien dalam film ini digambarkan lebih detail dari versi-versi sebelumnya. Makhluk ganas ini tampak lebih bengis dan menakutkan dengan sentuhan CGI modern. Apalagi alien versi offspring, kombinasi body horror dan seringai tawa yang mengerikan cukup untuk membuat penonton bergidik ngeri.

Atmosfer mencekam semakin terasa karena film Alien ini selalu menampilkan kejar-kejaran di lorong-lorong besi yang sempit. Kita tak pernah tahu akan diserang di bagian mana, dan lebih bagusnya lagi kemunculan tiba-tiba si alien tak direpresentasikan dengan musik scoring ala jump scare yang berlebihan. Transisinya berjalan mulus tanpa perlu kita terkaget-kaget karena kehadiran si moncong tajam.

Mengenai kekurangannya, ada beberapa yang bisa dikuliti lebih dalam. Tapi dalam tulisan ini, penulis hanya menampilkan kesimpulan akhir. Dari segi story, Alien tidak dikenal melalui rangkaian cerita yang solid, seperti film Star Wars.

Alien ini hanya membangkitkan rasa takut lewat monster imajinasi yang menyeramkan, pesawat luar angkasa yang sepi, dan banyaknya lorong-lorong panjang tertutup yang mencekam. Ya film ini mencoba kembali ke akara, dengan permainan horor yang cerdik. Formulanya sama untuk sebagian besar seri film ini, kecuali untuk Prometheus (2012) dan Alien Covenant (2017).

Dari yang penulis ingat, Alien pertama menceritakan perjuangan Letnan Ellen Ripley (Sigourney Weaver) meloloskan diri pesawat yang berisi alien, lalu berlanjut ke Aliens (1986), dimana Ripley yang tertidur selama 57 tahun di tabung cryo terbangun dan mendapai dirinya harus bertahan hidup melawan alien.

Di film berikutnya Alien 3 (1992), pesawat yang ditumpangi Ripley setelah lolos dari alien di film sebelumnya terdampar ke sebuah planet yang menjadi penjara. Ternyata alien yang masih dalam bentuk facehugger ikut bersamanya. Nah disini ia juga kembali melawan musuh besarnya tersebut. Di film ini, ia mati. Di film keempat, Alien Resurrection (1997), Ripley dibangkit lagi melalui pengkloningan, dan lagi-lagi ia harus menyelamatkan diri dari kejaran para makhluk ganas.

Ya seperti ini pengalaman nonton film alien, tapi syukurnya film-film ini masih bagus untuk ditonton, karena atmosfer yang ditawarkan sangat ikonik dan sulit digantikan film-film lain. Alien ini sudah masuk kategori film cult yang menjadi trendsetter film monster di luar angkasa.

Sebenarnya Ridley Scot mencoba mengubah pakem ini, dengan memperkenalkan Prometheus dan Alien Covenant. Dua film ini memiliki template lokasi yang lebih luas, dan cerita yang lebih kompleks karena menampilkan asal muasal dari makhluk imut dan menggemaskan ini. Tapi sayangnya proyek yang ini masih belum berlanjut, sehingga membuat penulis menjadi sangat penasaran dengan kelanjutan ceritanya.

Kekurangan berikutnya yakni film ini kurang intens untuk body horror ataupun gore seperti di film-film sebelumnya. Selain itu, alien-nya tampak dilemahkan, sehingga memberi panggung untuk Rain agar lebih terlihat gagah berani. Tapi itu hanya kekurangan minor. Overall, film ini bagus dan direkomendasikan untuk ditonton penggemar film horor thriller. Jika sudah akrab dengan seri film Alien, tentu akan lebih cepat nyetel dengan Alien Romulus (kalapena).

Leave a Reply