Film

Venom The Last Dance (2024), Akhir dari Trilogi Kisah Manusia Parasit

Kalapena.id – Venom The Last Dance (2024) menjadi akhir dari trilogi kisah Eddy Brock bersama kompatriotnya, parasit luar angkasa Venom. Film terakhir ini yang menjadi perpisahan ini menekankan nuansa bromance antara kedua makhluk beda spesies ini, sekaligus menjadi akhir yang cukup manis bagi rival Spiderman tersebut.

Venom The Last Dance masih disutradarai oleh Kelly Marcel, yang terlibat dalam dua film Venom pertama. Sutradara cewek ini cukup populer karena pernah menyutradarai film drama Fifty Shades of Grey (2015) dan film bertema apokalips, Mad Max Fury Road di tahun yang sama.

Film garapan Sony’s Spiderman Universe (SSU) ini memiliki cerita superhero yang standar, tapi terjalin dengan cukup solid. Kisah dimulai saat Eddy yang diperankan Tom Hardy tengah liburan di Mexico. Kemudian ia difitnah atas pembunuhan seorang detektif bernama Patrick Mulligan.

Eddy Brock dan Venom yang numpang tinggal di tubuhnya. F Sony Pictures Entertainment

Untuk membersihkan namanya dari tuduhan, ia kemudian memutuskan pergi ke New York, Amerika. Tanpa ia ketahui, makhluk luar angkasa ganas bernama Xenophage memburu keduanya, ditambah lagi dengan kejar-kejaran dengan tentara pemerintah yang dipimpin Rex Strickland.

Eddy pun menjadi buruan internasional, yang membuatnya harus lari sepanjang 109 menit durasi film ini. Berbeda dengan dua film pertamanya yang mungkin agak brutal, Venom The Last Dance memilih pendekatan yang cukup santuy, lebih banyak humor walau agak garing, dan mempertegas bonding antara Venom dan Eddy.

Baca juga :

Penonton juga akan melihat banyak parasit extraterestial lainnya yang mirip seperti Venom ikut ambil bagian. Parasit-parasit ini hadir dalam berbagai rupa dan warna, dan ketika menyelimuti manusia yang jadi inangnya, maka keduanya menyatu berubah menjadi makhluk super. Untuk variasi dalam film ini, hal tersebut cukup inovatif sehingga membuat penonton tidak gampang bosan.

Antagonism Venom The Last Dance, Xenophage. F Sony Pictures Entertainment

Secara story, cukup mudah dicerna ditambah dengan bumbu action khas film-film superhero. Humor yang ada di dalamnya, yang sering dilontarkan Venom mungkin cocok bagi yang suka komedi slapstick, yang menekankan permainan kata demi kata.

Satu hal yang tampaknya menjadi kekurangan dalam film ini, yakni kehadiran Keluarga Martins yang tampaknya sangat dipaksakan.

Keluarga penyuka alien ini kelihatannya muncul untuk mempertegas sisi manusiaswi dari Venom, yang sebenarnya tidak perlu sekali. Pasalnya dari interaksi antara Eddy dan Venom yang numpang hidup di tubuhnya, penulis merasa sudah cukup untuk memberikan warna bagi interaksi antara keduanya dan tokoh lainnya.

Alih-alih memperkaya cerita, kehadiran Keluarga Martin justru sepertinya malah menjadi beban bagi Eddy saat bertarung dengan Xenophage.

Di luar dari kekurangannya, film ini meskipun tidak terlalu istimewa, tapi cocok ditonton sebagai film hiburan bagi keluarga di masa liburan panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini (kalapena).

Leave a Reply