Film

Review Trap (2024), Melihat Upaya Pembunuh Berantai Lolos dari Kepungan Polisi

Kalapena.id – Sutradara asal India, M Night Shyamalan selalu muncul dengan ide film yang anti mainstream. Ia populer dengan genre supranatural yang menekankan pada plot twist. Salah satu film terakhir yang digarapnya yakni Trap (2024).

Trap merupakan film thriller psikologis yang mengisahkan upaya seorang pembunuh berantai meloloskan diri dari kepungan polisi di lokasi konser musik.

Seperti yang penulis sebut di atas, konsep film dari Shyamalan memang selalu anti mainstream. Jika film thriller mainstream biasa mengisahkan perjuangan orang biasa lolos dari kejaran pembunuh, ini malah sebaliknya.

Shyamalan terkenal berkat salah satu film dengan plot twist terkenal, The Sixth Sense (2006). Setelah itu, kualitas film yang digarapnya fluktuatif, ada yang bagus tapi ada juga yang buruk, contohnya live action The Last Airbender yang diadaptasi dari kartun Avatar The Legend of Aang.

Di luar sisi gelapnya sebagai psikopat, Cooper hanyalah ayah yang sayang putrinya. F dok Warner Bros Pictures

The Last Airbender merupakan salah satu film terburuk dalam sejarah perfilman, khususnya untuk film live action.

Ia kemudian bangkit melalui sederetan film-film bergenre thriller psikologis seperti Split (2016) dan sekuelnya Glass (2019). Setelah itu tampaknya ia betah dengan genre tersebut, hingga ia menyutradarai Trap.

Trap dibintangi oleh Josh Hartnett yang terkenal lewat perannya di Pearl Harbour (2001) dan Oppenheimer (2023). Ia menjadi tokoh utama sekaligus antagonis, Cooper seorang ayah penyayang yang mempunyai sisi gelap sebagai pembunuh berantai.

Film ini juga menjadi karir perdana dari putri Syamalan sendiri, Saleka Night Shyamalan yang kali ini berperan sebagai Lady Raven.

Baca juga :

Aktris lainnya yakni Ariel Donoghue yang memerankan Riley, putri dari Cooper yang juga penggemar berat Lady Raven.

Sejak awal film, tentu kita akan merasa seperti film keluarga dimana seorang ayah menemani putrinya menonton konser Lady Raven. Lalu kesannya saat berubah 180 derajat saat Cooper menyadari banyak polisi dan FBI di lokasi konser.

Setelah itu, kita juga menyadari bahwa Cooper ini merupakan psikopat pembunuh berantai berjuluk The Butcher yang tengah dicari karena aksi mutilasinya yang meresahkan.

Sepanjang film, Cooper terus mencoba mencari cara bagaimana caranya meloloskan diri kepungan polisi tanpa disadari. Ia mencoba berbagai trik dan tipuan untuk mengelabui para petugas keamanan yang berjumlah besar.

Putri dari Shyamalan yakni Saleka ikut berperan jadi Lady Raven dalam Trap (2024). F dok Warner Bros Entertainment

Meski begitu, ia masih terus menemani putrinya menonton konser, walaupun Riley tahu gelagat ayahnya sangat aneh sejak awal.

Film ini mencoba menempatkan penonton berada di situasi pelik Cooper, yang juga harus menutupi sisi gelap dari putrinya sendiri. Ia mesti memeras otak dan beradu taktik agar terhindarkan dari situasi terburuk.

Sayangnya tone dalam film ini standar saja dan alurnya terkesan lambat, serta tidak ada peningkatan suspense yang signifikan. Cooper hanya keliling-keliling gedung mencari ruang meloloskan diri, dan ketika dapat petunjuk sedikit balik lagi menemani putrinya.

Cooper terus seperti itu, namun pada akhirnya ia menggunakan cara yang ekstrem. Separuh awal mungkin berjalan lancar seperti film thriller lainnya, namun separuh akhir mungkin agak membingungkan bagi para penonton yang kritis.

Cara ekstrem yang ditempuh Cooper malah terkesan merusak alur cerita dan membuyarkan ketegangan yang telah terbangun sejak awal.

Film ini benar-benar tertolong dari akting Josh Hartnett yang cukup mumpuni.

Di luar dari kelemahannya, film garapan Warner Bros Pictures ini punya rating yang rata-rata berada di angka 6, tidak bagus tapi juga tidak jelek kali. Box office-nya juga terbilang cukup lumayan US$ 82,7 juta dari modal awal US$ 30 juta. Film ini cocok untuk ditonton saat libur panjang Natal dan Tahun Baru (kalapena).

Leave a Reply