Kalapena.id – Squid Game Season II masih sama brutalnya dengan season I. Namun dari level greget, masih lebih mantap season awal. Season II ini tampaknya hanya jadi fondasi utama dari season III yang akan tayang tahun ini.
Season II berkisah tentang perjuangan Seong Gi-Hun (Lee Jung-Jae) dalam mengungkap dalang dari permainan mematikan, yang ia ikuti dan menangkan di season I.
Pada awal cerita, Gi-Hun dengan bantuan kawan-kawan rentenirnya berhasil menemukan Sales Man yang diperankan abang ganteng, Gong Yoo di salah satu stasiun kereta api bawah tanah.
Gi Hun telah mencari keberadaan Sales Man selama dua tahun lebih. Ia pun sudah mempersiapkan dengan matang rencana yang dibutuhkan untuk menghadapi komplotan prajurit pink, apalagi Gi-Hun didukung pasukan bersenjata dan dilengkapi juga dengan logistik yang besar, berkat dari uang darah yang ia menangkan di season pertama sebesar 45,6 miliar won.

Dari pertemuan antara keduanya, ceritanya pun mengalir begitu saja sampai pada akhirnya Gi-Hun kembali mengikuti permainan laknat ini. Ia bahkan bertemu dengan teman lamanya di season I, Jung Bae (Lee Seo Hwan) yang juga mengalami kesulitan keuangan.
Tujuannya bukan untuk memenangkan uangnya, tapi justru untuk menghentikannya dari dalam agar tidak ada lagi orang-orang yang menjadi korban.
Tapi ternyata semua berjalan tidak sesuai seperti yang ia rencanakan di awal. Ditambah lagi dengan kehadiran Front Man (Lee Byung Hun) yang menyamar jadi peserta 001, maka semakin berat perjuangan Gi-Hun membongkar dalang permainan mematikan ini.
Penulis tidak akan memberikan spoiler dalam tulisan ini. Tapi yang perlu diketahui, level keseruan dan tingkat emosional Squid Game Season II tidak selevel dengan season I.
Gi-Hun yang di season I terlihat lebih bersimpati dan suka menolong, maka di season II, ia jauh lebih dingin dan kalkulatif.
Sayangnya meski mencoba menghentikan permainan dari dalam, Gi-Hun malah berada dalam situasi terjebak sama seperti pemain lainnya. Rencana yang mungkin telah ia pikirkan matang-matang tak ada artinya sama sekali di hadapan tirani Front Man dan pasukannya.
Barulah menjelang season berakhir, salah satu rencananya bisa berjalan walau pada akhirnya menemui kegagalan.
Satu aspek yang menyegarkan dalam season II, yakni kehadiran sistem voting. Sebenarnya di season I pun ada, tapi untuk di awal saja.

Kalau untuk season II, voting bisa dilakukan usai tiap permainan, berarti ada enam kali voting untuk menentukan apakah mayoritas pemain ingin lanjut atau berhenti.
Di media sosial, banyak sekali yang mengeluhkan sistem voting berulang ini membuat season II agak sedikit membosankan. Tapi bagi penulis, sistem ini mampu menambah kedalaman dan elemen baru dari permainan mematikan di Squid Game.
Sistem ini juga dibarengi dengan trik jebakan yang memainkan psikologis manusia, yang tengah berada dalam kesulitan utang yang luar biasa banyak.
Di season I, kalau mayoritas pemain setuju berhenti bermain saat voting, maka tidak akan mendapat apa-apa sama sekali.
Sedangkan di season II, setuju berhenti maka mendapat bagian uang sesuai dengan jumlah pemain yang masih hidup.
Dalam aturan permainan Squid Game, satu pemain dihargai 100 juta won. Sehingga untuk 456 pemain yang berpartisipasi, total hadiah 45,6 miliar won.
Misalkan sisa pemain tinggal 100, maka hadiah terkumpul sudah mencapai 35,6 miliar won, yang terakumulasi dari nilai 356 peserta yang sudah mati.
Ketika mayoritas pemain setuju berhenti setelah voting, maka mereka semua akan keluar membawa uang masing-masing sebesar 356 juta won. Semakin banyak pemain yang mati, semakin besar uangnya.
Dengan sistem voting dan model pembagian hadiah seperti ini, maka menimbulkan friksi di antara masing-masing peserta yang ingin pulang dan yang ingin bertahan.
Bibit-bibit perpecahan pun semakin kuat, saat jumlah pemain tinggal sedikit. Banyak sebenarnya pemain yang ingin pulang meski tidak harus mendapat miliaran, tapi sayangnya pikirannya terbelenggu oleh jumlah utang yang dimiliki.
Baca juga :
- Inilah Permainan Paling Jahat di Squid Game Season I
- Review Officer Black Belt (2024), Angkat Kisah Polisi Ahli Bela Diri di Korea
- Review House of The Dragon Season II: Konflik Targaryen Semakin Memuncak
Pada akhirnya memilih lanjut mempertaruhkan hidup sampai jumlah uang hadiah cukup melunasi utangnya. Tapi masing-masing punya nilai utang yang besarannya bervariasi. Elemen inilah yang dimanfaatkan Front Man untuk menggali sisi terburuk ketamakan manusia.
Apalagi di asrama para pemain, uang tersebut ditumpuk dalam celengan laknat yang semakin berisi seiring banyaknya pemain yang gugur. Celengan tersebut seperti magnet kuat yang benar-benar menarik sifat bengis dari hati masing-masing peserta.
Benar-benar sistem kejam yang memaksa manusia rela menukar nyawanya demi rasa tamak yang tak pernah habis.
Mungkin pada awalnya sistem voting ini agak membosankan, tapi ketika mau memikirkannya lebih mendalam, ini sistem yang dirancang sangat cerdas untuk menambah kedalaman inti dari cerita Squid Game. Apalagi season II akan menjadi landasan penting dari season final yang segera tayang tahun ini.
Dari sisi lain, penokohan di season II ini tidak sebagus season I. Di season I, baik karakter utama, antagonis, maupun karakter pendukung, semua memiliki karakter dan emosi yang kuat serta motivasi beragam yang cocok sekali dengan pembawaan mereka.
Sedangkan di season II, story dari para character tergolong biasa saja, dan motifnya tidak terlalu menunjukkan emosi yang kuat.
Tapi bagi penulis cukup terhibur karena latar belakang atau profesi dari para karakter cukup beragam dan sangat relate dengan era digital, misalnya ada pakar crypto, rapper, seorang tentara transgender dan lainnya.
Kisah yang ditampilkan seorang ibu dan anak juga cukup menyentuh. Si ibu ikut karena ingin melunasi utang anaknya, begitu juga si anak dengan motivasi yang sama kaget karena bertemu ibunya.
Meski tidak segreget film pertama, Squid Game Season II menawarkan cakrawala baru yang menambah kedalaman cerita dari serial survival ini. Serial ini mengudara pada akhir tahun 2024 kemarin di platform streaming Netflix dan hadir dalam 7 episode.
Penulis berharap season III benar-benar keluar tahun ini, karena penasaran sekali apakah Gi-Hun benar-benar bisa menghancurkan Front Man dan orang-orang kaya di balik permainan mematikan tersebut. Mari kita tunggu!!! (kalapena).