Film

Inilah Permainan Paling Jahat di Squid Game Season I

Kalapena.id – Serial survival populer asal Korea Selatan, Squid Game sudah memasuki season 2. Kisahnya semakin mengerucut pada upaya Seon Gi Hun dalam mengungkap dalang dari permainan mematikan di season I.

Namun sebelum sampai di situ, penulis ingin kilas balik mengenai salah satu permainan paling jahat di season I.

Seperti yang diketahui, permainan di Squid Game ini mengadopsi permainan anak-anak yang populer di Korea Selatan, mulai dari Lampu Merah Lampu Hijau, Dalgona, Tarik Tambang, Kelereng, Jembatan Kaca hingga Permainan Cumi-Cumi atau Squid Game seperti nama dari serial ini.

Inti ceritanya mengisahkan seorang supir bernama Seong Gi Hun bersama ratusan pemain lainnya mengikuti sebuah permainan di pulau terpencil.

Dari yang awalnya mereka mengira hanya permainan anak-anak biasa, rupanya merupakan permainan hidup dan mati.

Semua permainan yang dilakukan Gi Hun dan 455 pemain lainnya mengharuskan mereka berpikir cepat dan taktis agar bisa melangkah ke babak selanjutnya.

Sang Woo saat mencoba menipu Ali di permainan kelereng Squid Game Season I. F dok Netflix

Dari enam permainan yang telah dilewati Gi Hun, permainan kelereng merupakan permainan yang paling jahat. Kelereng muncul di episode 6: Gganbu di Squid Game Season I.

Mengapa penulis katakan demikian. Karena pada awalnya, para peserta sama sekali tidak menyadari maksud tersembunyi dari permainan klasik ini.

Pertama-tama, para pemain diminta untuk membentuk tim terdiri dari dua orang sebelum mereka tahu apa yang akan dimainkan.

Petunjuk awal ini pun menggiring para pemain agar mengira mereka akan melawan pasangan lainnya. Tapi ternyata itu keliru setelah pengumuman permainan berikutnya adalah kelereng.

Peraturan dari permainan ini, yakni masing-masing pemain harus menjadikan pasangannya sebagai rival. Siapa yang bisa merebut 10 kelereng milik lawannya maka dinyatakan sebagai pemenang. Lalu bagi yang kalah akan ditembak mati.

Baca juga :

Permainan ini sebenarnya tidak sulit, tapi melihat peraturannya benar-benar merusak mental para pemainnya. Banyak dilema moral melanda para peserta, termasuk Gi Hun, Sang Woo, Sae Byok dan lainnya.

Gi Hun yang berpasangan dengan Oh Il Nam terpaksa memanfaatkan kondisi demensia yang dialami kakek tersebut. Ia terpaksa menipunya agar bisa lolos dari permainan keempat tersebut.

Lalu ada Sang Woo yang juga dengan liciknya membohongi Ali yang sangat setia kawan. Ali yang memiliki sifat lugu dan tulus ini tidak berprasangka buruk ketika Sang Woo menyuruhnya mencari tim yang jumlah kelerengnya seimbang.

Sang Woo melakukan itu karena ia kalah jika bermain jujur dengan Ali, jadi terpaksa menipunya dengan alasan jika mendapat tim yang jumlah kelerengnya seimbang, maka mereka bisa selamat. Padahal sejatinya tidak mungkin ada hal seperti itu, tapi Ali yang baik hati tetap mempercayai omong kosong Sang Woo tersebut.

Sae Byok saat berhasil lolos dari permainan kelereng. F dok Netflix

Kisah dramatis mungkin bisa dilihat dari Sae Byok dan pasangannya Ji Yeong. Keduanya memilih bermain pada menit-menit terakhir, dimana sebelum itu mereka mencurahkan isi hatinya masing-masing.

Sayang pada akhirnya Ji Yeong memilih mengorbankan diri, karena merasa hidupnya sudah tidak ada artinya lagi. Sesaat sebelum mati ditembak, ia tersenyum dan menyemangati Sae Byok agar terus berjuang.

Namun tidak ada yang bisa mengalahkan kisah dari pasangan suami istri, yang penulis sendiri tidak tahu namanya. Kemana-mana mereka selalu berdua, sehingga tidak heran ketika permainan kelereng, mereka juga memilih untuk tetap bersama.

Konsekuensinya pun terpaksa mereka hadapi, karena ternyata hanya salah satu dari mereka yang harus hidup. Pada akhirnya sang suami yang masih hidup merasakan rasa sakit batin yang luar biasa melihat istrinya mati di hadapannya.

Sesaat setelah kembali ke asrama, ia seperti tidak ada semangat hidup lagi dan meminta peserta yang lain untuk segera berhenti.

Tapi imbauannya bukanlah sesuatu yang pantas didengar para peserta, yang hatinya sudah tertutup kilauan uang yang menari-menari di atas kepala mereka.

Karena merasa sudah putus asa dan tidak ada tempat untuk kembali, sang suami akhirnya memilih bunuh diri. Sungguh akhir kisah yang menyedihkan.

Dari semua permainan di Squid Game season I, tidak ada yang lebih emosional melebihi dari permainan kelereng ini. Dalam permainan ini, sifat asli manusia pun terungkap saat kematian membuka pintunya lebar-lebar di depan mata mereka.

Kawan bisa menjadi lawan, yang tak ragu untuk dikorbankan. Keinginan bertahan hidup melahirkan sifat egois, yang menjerumuskan para pemainnya ke jurang terdalam.

Sejatinya Squid Game memiliki plot cerita yang sederhana, yakni mengenai upaya manusia bertahan hidup. Meskipun brutal, tapi film ini mampu mengemas konflik perasaan dan dilema moral manusia secara sempurna.

Para peserta dalam Squid Game rata-rata merupakan orang yang punya hutang besar, atau malah miskin sama sekali. Jadi tidak heran, mereka gampang tergoda rayuan maut, dan rela mengorbankan segalanya termasuk teman demi mencapai tujuan tersebut (kalapena).

Leave a Reply