Kalapena.id – Sumala, begitulah nama film horor terbaru keluaran tahun 2024 yang memuncaki tangga platform Netflix selama beberapa pekan.
Alih-alih menekankan pada genre horor supranatural, penulis melihat film ini lebih mengutamakan perpaduan genre horor slasher, thriller dan juga gore.
Sebenarnya konsep yang ditawarkan cukup menarik, apalagi juga dikaitkan dengan tema parenting yang buruk. Tapi alur film yang lambat di awal cukup membuat bosan, meski sepertiga akhir film ini menunjukkan intensitas yang memaksa kita untuk tak berkedip sedikitpun.
Sumala merupakan karya dari Sutradara Rizal Mantovani, yang diproduksi oleh Hitmaker Studios. Film ini merupakan adaptasi dari cerita menyeramkan yang dituliskan oleh pengguna X bernama @BangBetz_ dalam sebuah thread.

Satu hal paling menarik dari film ini yakni jajaran castingnya, yakni Luna Maya yang berperan sebagai Sulastri, Darius Sinathrya sebagai Soedjiman serta Makayla Rose yang berperan ganda sebagai Sumala dan Kumala.
Sumala mengangkat kisah pasangan suami istri kaya raya pemilik kebun teh yang luas bernama Sulastri dan Soedjiman yang sudah lama mendamba kehadiran seorang anak sebagai penerus.
Di tengah cobaan tersebut, Soedjiman malah mengancam Sulastri kalau tidak punya anak dalam waktu dekat, maka akan segera diceraikan.
Ultimatum tersebut membuatnya panik, sehingga setelah itu ia mencari bantuan ke dukun ilmu hitam. Syaratnya sungguh berat, setelah ritual selesai dilakukan, ia akan mengandung anak kembar.
Anak kembar ini terdiri dari anak manusia yang cantik, dan satu lagi merupakan anak titisan iblis yang berwajah buruk.
Si dukun memberi syarat bahwa Sulastri harus membesarkan kedua anak tersebut. Pada usia 10 tahun, Sumala akan diambil oleh iblis dan kehidupan akan damai setelahnya.

Saat kelahiran tiba, kedua anak kembar dilahirkan dengan selamat dan dinamai Kumala untuk yang anak manusia, dan Sumala untuk anak iblis.
Kumala yang pertama dilahirkan sama sekali tidak menangis, sementara itu Sumala malah menangis kencang.
Soedjiman yang melihat wajah buruk Sumala memutuskan untuk membunuhnya dengan keris. Setelah Sumala mati, Kumala akhirnya menangis. Namun di sisi lain, Sulastri menyadari ia telah melanggar perjanjian dengan iblis, dan tahu bencana akan segera menimpa keluarganya cepat atau lambat.
Seperti yang penulis sebutkan di paragraf awal, Sumala sangat kental dengan genre slasher, thriller dan gore.
Baca juga :
- La Tahzan dan Ipar Adalah Maut by Elizasifaa, Samakah Ceritanya?
- Review Upstream (2024), Potret Kehidupan Kurir Online yang Mengharukan
- Review Officer Black Belt (2024), Angkat Kisah Polisi Ahli Bela Diri di Korea
Pada awal film, alurnya terasa sangat lambat. Fokusnya disini memperlihatkan parenting yang buruk dari Soedjiman untuk Kumala yang ternyata anak berkebutuhan khusus.
Barulah pada pertengahan film hingga akhir, tensi meningkat dimulai saat kemunculan kembali roh Sumala yang menuntut balas.
Film ini jarang menampilkan adegan jumpscare, karena memang fokusnya pada tiga genre horor yang penulis sebutkan tadi.
Ketika Sumala muncul, penonton pasti sudah tahu hal buruk apa yang akan terjadi.
Tapi yang paling absurd dari film horor satu ini yakni tak ragu untuk mengorbankan anak kecil sebagai tumbal balas dendam Sumala.
Dalam beberapa scene akan diperlihatkan pemandangan body horror anak-anak yang cukup menyayat hati. Film ini benar-benar menjual aspek tersebut sebagai daya tarik utama.
Kekurangan dari film ini mungkin ceritanya yang klise yakni tentang balas dendam, yang sudah jadi rumus populer untuk film horor di negeri ini. Dialognya pun tidak ada yang spesial.
Film ini banyak ditonton karena pangsa pasar perfilman yang diminati di Indonesia, yakni masih film bergenre horor.
Film horor memang tidak perlu banyak berpikir ketika menontonnnya, dan hal tersebut cocok dengan karakter penonton lokal.
Penonton kita yang masih kuat sekali kepercayaannya terhadap hal-hal ghaib juga ikut berkontribusi besar dalam mengangkat citra film horor buatan tanah air.
Selain itu bagi penulis yang agak janggal di film ini terkait properti yang digunakan, misalnya meja, cangkir, gelas dan lainnya yang terlalu modern untuk film dengan setting waktu pasca era kemerdekaan Indonesia.
Dengan kelebihan dan kekuranganya, Sumala cocok ditonton bagi penonton yang ingin merasakan berbagai genre horor dalam satu film. Selamat menonton!!! (kalapena).