Kalapena.id – Saya mulai menyukai aksi Ma Dong Seok sejak perannya menjadi suami sangar penyayang istri di Train to Busan (2016). Gaya aktingnya yang talk less do more menimbulkan kesan “Ini orang memang perannya cocok jadi tukang pukul”. Film terbarunya kali ini bernama Badland Hunters.
Setelah namanya populer berkat Train to Busan, ia kemudian banyak membintangi film aksi, termasuk salah satu rilisan terburuk Marvel, Eternal (2021).
Gaya akting Ma mengingatkan pada salah satu aktor lawas, Steven Seagal yang tidak pernah bisa dilukai. Penokohannya sama, sebagai protagonis jago bela diri, yang mahir menggebuki lawannya tanpa bisa digebuk balik.

Cuma perbedaannya jika Seagal sama sekali tidak pernah kalah ataupun terluka, maka Ma yang berbadan besar ini seakan “merelakan” dirinya bisa dilukai atau malah kalah di sejumlah kesempatan, seperti di film Eternal.
Di film yang disutradarai Byun Seung Min ini menceritakan kisah orang-orang yang selamat dari gempa bumi yang menghancurkan peradaban di Korea Selatan. Ya sampai disini negeri ginseng tersebut memasuki era distopia. Badland Hunters ini merupakan adaptasi dari komik digital Webtoon berjudul Happy Boy karya Kim Soong Nyoong.
Baca Juga :
- Cerita ‘Ipar Adalah Maut’ Versi Instagram Elizasifaa (2)
- Cerita ‘Ipar Adalah Maut’ Versi Instagram Elizasifaa (1)
- Petualangan Sherina 2, Drama Nostalgia yang Tidak Seindah Film Pertama
Sebagai informasi, distopia merupakan antitesa dari utopia. Film bergenre distopia selalu menceritakan tentang kisah manusia di dunia yang hancur lebur setelah bencana alam, atau mungkin bencana virus dan bencana-bencana lainnya. Contoh film distopia ikonik itu Resident Evil yang mengangkat tema zombie. Sedangkan utopia itu tentang kisah manusia di dunia dengan tatanan yang baru, atau dunia futuristik dengan teknologi maju. Contohnya The Hunger Games, Divergent dan lain-lain.

Kembali ke topik, premis yang ditawarkan sebenarnya terbilang cukup klise, yakni Ma yang berperan sebagai seorang prajurit veteran, Nam San harus berjuang bersama Ji Wan (Lee Jun Young) untuk menyelamatkan Soo Na (Roh Jeong Eui) yang dibawa pergi oleh organisasi jahat, yang dikelola Yan Gi Su (Lee Hee Jon). Tujuan organisasi ini adalah menciptakan manusia jenis baru, yang kebal dengan luka fatal dan penyakit.
Secara penokohan dan character development, jangan terlalu berharap banyak. Film beralur maju ini lebih menekankan aksi pertarungan yang intens, yang kadang-kadang diselingi bumbu komedi yang biasa-biasa saja.
Meskipun begitu, bagi saya pribadi selalu bisa menikmati film yang dibintangi Ma. Ekspresinya yang datar, tapi diimbangi dengan koreografi aksi yang bagus, sebenarnya cukup menghibur bagi kalangan penikmat film action, yang tidak peduli apakah film itu bagus atau buruk.

Ada rasa terpuaskan ketika “The Big Guy” ini menghempaskan dan meninju lawan-lawannya tampa ampun. Gayanya seperti “One Man Army” yang tidak bisa dihentikan musuh-musuhnya. Tapi hal itu membuat tokoh lainnya tidak mendapat porsi yang menonjol, Ma terlalu mendominasi, Ji Wan tampaknya hanya menjadi sidekick biasa saja, lalu Soo Na seperti seorang putri yang menunggu untuk diselamatkan saja, mungkin yang bisa mengimbangi yakni tokoh antagonisnya, yang punya motivasi aneh dan sangat freak sekali.
Klimaks dari film ini cukup intens di bagian akhir, dan ada sejumlah plot twist, yang sayangnya tidak terlalu mengagetkan. Di beberapa bagian film, ada scene yang cukup sadis dan penuh gore. Jadi bagi yang ingin menikmati film yang rilis 26 Januari 2024 ini bisa streaming di Netflix. Selamat menonton! (kalapena).