Film

Along With The Gods The Two Worlds, Film Korea dengan Ide Out of The Box

Kalapena.id – Film Korea saat ini sangat menarik untuk ditonton. Ide-idenya selalu segar disertai tampilan visual yang bagus. Beberapa hari lalu, penulis baru saja menonton film yang rilis tahun 2017 lalu, Along with The Gods: The Two Worlds, film Korea dengan ide out of the box.

Sebagai informasi, karya dari sutradara Kim Yong Hwa ini merupakan salah satu film yang paling banyak ditonton di Korea, dengan raihan 12,2 juta penonton. Jadi dalam tulisan ini, saya akan memberikan sedikit review.

Sebenarnya Along with The Gods ini berasal dari manhwa (manga versi Korea) yang digambar oleh Joo Ho-Min. Karyanya terbit di Webtoon pada tahun 2010. Premisnya sebenarnya cukup sederhana, yakni perjalanan tiga orang dewa kematian mengantarkan arwah mulia melintasi tujuh pengadilan di neraka. Si arwah akan disidang terkait dosa-dosanya selama hidup. Jika sukses melewatinya, maka bisa bereinkarnasi kembali ke dunia.

Along with The Gods mengisahkan tiga dewa kematian yang membawa arwah pemadam kebakaran melintasi alam baka. F dok Netflix

Dalam film ini, pemadam kebakaran baik hati Kim Ja Hong diperankan oleh Cha Tae Hyun. Sedangkan tiga dewa kematian, yakni Gang Rim yang kaku dan tegas diperankan Ha Jung Woo. Lalu adek-adek imut Lee Deok Choon diperankan Kim Hyang Gi. Hae Won Maek yang jago bertarung tapi agak bloon diperankan oleh Ju Ji Hoon, dan terakhir adik Kim Ja Hong, Soo Hong diperankan Kim Dong Wook.

Tidak banyak pengantar pada awal film, dimana dikisahkan Ja Hong meninggal saat berusaha menyelamatkan seorang anak perempuan. Ia jatuh dari ketinggian dan mati. Namun, ia tidak sadar bahwa jiwanya telah meninggalkan dunia. Dengan santainya ia mencoba ngobrol dengan kawannya, namun tidak dihiraukan.

Baca juga :

Tak lama setelah itu, tiga dewa kematian muncul mendadak dan tanpa basa-basi panjang membawa arwah Kim Ja-Hong, yang rupanya arwah mulia pergi ke alam baka.

Ceritanya khas sekali ala-ala manga, dan sedikitnya mengadopsi konsep game ala role playing game (RPG), dimana terdapat satu tim yang terdiri dari pimpinan, tangan kanan yang jago berkelahi, dan wanita serba bisa yang harus melindungi Ja-Hong dalam keadaan apapun. Mereka juga punya motivasi yang kuat, untuk menolong protagonis utama melewati alam baka.

Gam Ring dan kawan-kawan saat tiba di lubang pasir hisap. F dok iqiyi

Lalu jangan mengira bahwa penampilan para dewa kematian ini akan menyeramkan. Tidak sama sekali. Mereka sangat stylish, berdandan ala oppa-oppa cool, tapi dengan tetap menonjolkan ketegasan diri sesuai tugasnya, yakni membimbing para arwah melintasi alam baka.

Usia mereka sudah ratusan tahun juga, tapi style berpakaiannya tetap mengikuti zaman. Dan satu lagi, mereka juga merupakan pengacara yang andal. Para arwah ini disidang tiap kali melewati tujuh pengadilan, tanpa bantuan Gam Ring dan kawan-kawan, mungkin saja berat kemungkinan untuk lolos.

Kim Ja Hong dan para dewa kematian saat melintasi padang tundra es. F dok iqiyi

Atmosfir Petualangan yang Oke

Penulis sangat menyukai atmosfir petualangan di tiap wilayah pengadilan yang dilewati Gam Ring cs. Wilayah dari tujuh pengadilan ini memiliki ciri khasnya masing-masing, mulai dari hutan yang dipenuhi daun-daun tajam, padang tundra es, pasir hisap, hingga gurun pasir yang luas. Visualisasinya juga cukup menawan.

Tiap masuk wilayah baru, rasa penasaran juga selalu mendapat ruang baru. Di setiap adegan di ruang pengadilan, penonton juga selalu disuguhkan sedikit flashback mengenai masa lalu Ja Hong dan dosa apa yang pernah diperbuat olehnya.

Para dewa kematian saat mencoba penjadi pengacara yang membela Kim Ja Hong di depan dewi kemalasan. F dok iqiyi

Dalam perjalanan panjang yang harus dilewati selama 49 hari tersebut, para penonton juga diajak untuk menyelami para karakter dalam film, termasuk juga karakter dua orang jaksa yang menyebalkan, serta tujuh dewa hakim yang memiliki keunikannya masing-masing.

Film ini juga memberikan sedikit plot twist yang menyedihkan. Di akhir tulisan, penulis terkesan dengan premis film ini. Kekurangannya yakni penokohan dari ketiga dewa kematian belum terlalu dalam, lalu kemunculan antagonis yang mendadak tanpa disertai motivasi yang kuat.

Along with The Gods : The Two Worlds ini juga memiliki sequel, yakni Along with The Gods : The Last 49 Days yang juga dibintangi oleh aktor favorit penulis, Ma Dong Seok (kalapena).

Leave a Reply