Gaming

Honor of Kings Tiba, Sanggupkah Meruntuhkan Dominasi MLBB di Asia Tenggara?

Kalapena.id – Mobile Legends Bang Bang (MLBB) tak bisa bernafas lega lagi. Dominasinya di Asia Tenggara kini diganggu dengan kehadiran game Multiplayer Onine Battle Arena (MOBA) buatan Tencent, Honor of Kings (HOK) yang rilis 20 Juni 2024 kemarin.

HOK merupakan gelombang kedua kiriman Tencent untuk menantang kepopuleran MLBB, setelah sebelumnya Arena of Valor (AOV) gagal total bersaing dengan game buatan Moonton tersebut.

Usut punya usut, AOV ini sebenarnya merupakan adaptasi internasional dari HOK, dimana AOV diperuntukkan untuk pasar luar negeri. Sedangkan HOK khusus dimainkan di negeri asalnya yakni China.

Makanya tidak heran jika MLBB yang rilis pada tahun 2016 kalah saing dengan HOK di China, yang lebih dulu rilis pada akhir 2015.

Tampilan interface dari Honor of Kings. F dok kalapena

Karena menyadari itu, MLBB memilih mengalihkan pasarnya ke Asia Tenggara yang berpenduduk masif pada Juli 2016, dan akhirnya sukses besar. Istilah main bareng atau mabar ML sudah menjadi tren lifestyle di kota-kota besar di Asia Tenggara, seperti Jakarta, Manila, dan lain-lain.

AOV kemudian masuk tiga bulan setelahnya, namun tak kuat untuk bersaing meski sudah banyak menggelontorkan dana promosi dan menggelar iven-iven berskala besar.

Adapun penyebab AOV kalah bersaing disebabkan sejumlah faktor. Dari segi grafis dan map, AOV terkesan dark, sangat berbeda dengan MLBB yang identik dengan map yang terang dan colorfull.

Selanjutnya dari segi mekanik hero, terkesan kurang seimbang. Di MLBB, meski terkadang ada skill hero yang overpowered, tapi secara rata-rata masih balance. Misalnya marksman punya damage besar di late game, tetapi tetap lembek. Sedangkan tank punya darah dan armor yang tebal, tapi kalau digebukin ramai-ramai juga cepat mati.

Baca juga :

Nah kalau di AOV ini, selembek-lembeknya marksman di MLBB, jauh lebih lembek lagi archer (sebutan marksman) di AOV. Ketika sudah kena gank, maka one shot one kill dan ini sangat menyebalkan.

Lalu tank di AOV ini benar-benar sangat tebal. Butuh waktu yang cukup lama untuk membuatnya KO. Disini penulis yang pernah berkecimpung di AOV merasa game ini sedikit terasa hambar, dan memilih untuk log out selamanya.

Lantas apakah HOK, yang notabene leluhur AOV punya kesempatan menyaingi MLBB di Asia Tenggara. Penulis merasa cukup berat.

HOK ini AOV, AOV sudah pasti HOK. Dari segi gameplay, map, klasifikasi sejumlah hero, sistem arcana dan weapon dan konten-konten lainnya semua 100 persen mirip.

Contoh hero yang mirip skillnya 100 persen ini misalnya Luban (HOK) dan Yorn (AOV), lalu Lady Sun (HOK) dan Violet (AOV), Kongming (HOK) dan Tulen (AOV) dan lainnya.

Ada juga hero yang benar-benar dipakai di dua game ini, seperti Arthur, Atta, Butterfly, dan Allain. Selain itu ada juga hero yang mirip dengan MLBB, contohnya Marcopolo yang mirip dengan Claude MLBB. Selebihnya merupakan hero original milik HOK, seperti marksman keren bernama Loong yang jadi favorit penulis.

Tapi yang penulis lihat, kedua game ini bersaing ketat, bukan hanya dalam meraih hati gamers, tapi juga saling mencontek konten seperti skill hero.

Perbedaan HOK dan AOV

Meski memiliki akar yang sama, HOK memiliki sedikit perbedaan dengan AOV. Perbedaannya yakni map HOK lebih terang dan colorfull dibanding AOV. Kemudian mekanik hero sudah mulai seimbang, sehingga gameplaynya jauh lebih menghibur dari AOV.

Meski sudah ada peningkatan performa, tapi HOK butuh effort lebih untuk mencongkel MLBB yang sudah merakyat di hati gamers Asia Tenggara.

MLBB juga mampu menciptakan hero dengan kearifan lokal dari negara-negara Asia Tenggara. Contohnya Gatotkaca dan Kadita dari Indonesia, Badang dari Malaysia, Lapu-Lapu dan Paquito dari Filipina, serta Minsithar dari Myanmar.

Map Honor of Kings sama seperti game MOBA lainnya. F dok kalapena

Sedangkan HOK, nama-nama heronya didominasi oleh nama China. Setelah itu ada nama barat, Jepang dan lainnya. Belum ada nama-nama lokal atau mitos dari Asia Tenggara.

Makanya untuk saat ini, HOK menggencarkan promosinya baik secara in-game maupun outgame. Promosi in-game bisa dilihat dari setiap player baru akan mendapatkan banyak hero dan skin gratis. Sedangkan promosi outgame banyak kita lihat di media sosial.

Dari sekian panjang tulisan ini, penulis menyimpulkan masih akan sulit untuk mengkudeta MLBB dari kasta tertinggi. HOK butuh jor-joran baik dari segi finansial dan marketing untuk bisa merebut hati para gamer yang sudah terlanjur cinta dengan MLBB (kalapena).

Leave a Reply