Just Story

Bela Diri Itu Penting, Tapi Lebih Penting Tahu Diri

Kalapena.id – Saya berusaha menahan diri untuk tidak bicara, saat seorang teman bercerita soal aksi perampokan di Batam yang menyasar gerai Alfamart di kawasan Sagulung, Senin malam 2 September 2024. Satu karyawan perempuan dilaporkan terluka dalam kejadian itu.

Bukan saya tidak tertarik membahasnya. Saya hanya menahan diri supaya tidak keluar kemungkinan kalimat yang pada intinya menyatakan “saya bisa melawan” atau sejenis itu. Lebih baik diam. Padahal, pikiran saya tidak tenang, geram.

Mengapa? Pertama, jika berada di posisi korban, belum tentu saya bisa setenang mbaknya menghadapi pelaku yang menodongkan pisau ke arah saya.

Dari video yang beredar, saat itu korban berusaha melakukan negosiasi dengan si perampok yang mengenakan helm walaupun gagal. Tangannya terluka akibat pisau pelaku. 

Ilustrasi bela diri. F unsplash

Kedua, saya pun bertanya sendiri, apa bisa saya menyelamatkan diri bahkan melumpuhkan sejenak si perampok jika berada di posisi seperti itu? 

Kita bicara soal kejahatan di sini, dan kejahatan bisa terjadi dimana saja, termasuk di tempat yang dikira aman sekalipun. Apalagi pelaku membawa senjata tajam.

Sekali lagi ini bukan permainan atau latihan bela diri dengan teman, karena nyawa taruhannya. Tak bisa disepelekan.

Saya berempati atas kejadian yang menimpa korban. Di sisi lain, saya juga salut dengan keberanian mbaknya tetap tenang menghadapi dua perampok yang terekam CCTV saat kejadian. Tapi, tolong tetap utamakan keselamatan diri saat pelaku kejahatan tak bisa diajak kompromi.

Baca juga :

Disclaimer dulu, saya bukan praktisi bela diri. Saya hanya orang yang suka melihat adegan bela diri. Kebetulan pernah belajar sedikit terkait bela diri. 

Jadi yang saya tulis di bawah ini, kebanyakan rangkuman tips dan teknik pertahanan diri dari beberapa orang yang saya lihat di YouTube. Kalaupun ada pendapat pribadi, itu hanya sedikit. Siapa tahu bisa digunakan untuk membela diri.

Tulisan ini lebih ditujukan untuk diri saya sendiri. Poinnya tentang pertahanan diri.

Ok, dari beberapa praktisi bela diri yang saya lihat di YouTube, mereka sepakat kalau keselamatan diri lebih utama saat pelaku kejahatan ada di depan kita.

Tips dan Teknik Pertahanan Diri dari Yayan Ruhian

  1. Jangan grogi

Tak cuma Yayan, beberapa praktisi bela diri lainnya juga menganjurkan hal yang sama. Jangan grogi saat dihadapkan adanya ancaman di depan mata. Pertama kali yang mesti diupayakan, tetap tenang.

  1. Jangan adu tenaga

Tips ini sebenarnya ditujukan Yayan untuk kaum perempuan yang rentan menjadi korban kejahatan, sedangkan si pelaku–laki-laki. “Jangan adu tenaga, pasti kalah.”

Ya, harus diakui, laki-laki dari sisi tenaga lebih kuat dari perempuan. Adu tenaga dengan laki-laki hanya membuat cepat lelah karena kalah kuat.

Lalu bagaimana menghadapinya? Yayan memberi contoh beberapa ancaman yang sering terjadi di lapangan, sasarannya perempuan. Namun dalam contoh kasus ini, si pelaku menggunakan tangan kosong alias tidak memakai senjata tajam.

Contoh yang diberikan Yayan, semisal pergelangan tangan perempuan dipegang erat pelaku. Bagaimana melepaskannya, lalu kabur dari ancaman itu?

“Jangan ditarik, itu buang tenaga, tapi samperin,” katanya sambil memperagakan teknik melepas pegangan pelaku.

Contoh lain, saat leher dikunci dari belakang. Apa yang mesti dilakukan? Contoh ancaman dan cara pertahanan diri dari Yayan bisa dilihat di sini.

  1. Berlatih bela diri

Untuk melakukan teknik pertahanan diri ini, Yayan menyebut tentunya mesti dilakukan orang terlatih.

Tidak pun terjun langsung menekuni satu atau beberapa olahraga bela diri, namun paling tidak mengenal tekniknya.

  1. Tahu diri

Dari semua penjelasannya itu, saya suka dengan quotes pesilat yang juga aktor asal Tasikmalaya, Jawa Barat ini.

“Bela diri itu penting, tapi lebih penting tahu diri,” kata Yayan.

Saya memaknai kalimat ini, sekali pun kita punya dasar bela diri, tetapi penting untuk mengukur kemampuan diri untuk menghindari risiko fatal.

Tips dan Teknik Pertahanan Diri dari Randy Tumewa

  1. Pentingkan keselamatan diri

“Selama bisa lari, lebih baik lari,” kata Randy Tumewa yang lama menekuni street fight di laman YouTubenya.

Pernyataan ini ia berikan ketika ada ancaman datang yang menggunakan senjata tajam. Secara pribadi, Randy akan memilih opsi pertama ‘lari’, jika dihadapkan situasi ini.

“Jika tidak bisa (lari), mau tak mau harus dihadapi,” ujarnya.

Randy menyebut, ancaman nyata di jalan itu sangat susah (ditebak). Tidak selalu perlawanan yang diberikan korban mulus seperti adegan-adegan film.

Pun di lapangan, tak sedikit praktisi bela diri atau orang yang pernah belajar bela diri menjadi korban. Mengapa? Menurutnya, meski sudah tahunan belajar bela diri, jika dihadapkan dengan situasi yang mengancam, hanya 10 persen teknik bela diri yang keluar.

  1. Tenang

Randy juga menganjurkan sikap tenang di sini, saat ada ancaman senjata tajam ke arah kita. Jangan ada gerakan mencurigakan sementara waktu. Karena bisa memicu reaksi berlebihan dari si pelaku.

  1. Jangan tatap matanya

Dalam situasi tenang sambil bersiap melakukan perlawanan, Randy menganjurkan supaya korban tidak menatap mata si pelaku, tetapi fokus ke senjata yang digunakannya.

Mengapa? Menurutnya, dari kaca mata pelaku kejahatan, sikap menatap mata itu menandakan korban berani (tidak takut dengan ancaman yang diberikan).

Penulis memaknai, sikap ini bisa memicu pelaku melakukan reaksi berlebihan.

  1. Perhatikan timing

Menunjukkan sikap tenang bukan berarti hanya diam saja saat ada ancaman datang. Dari teknik pertahanan diri yang dicontohkan (Randy di posisi korban), di awal ia seperti mengikuti keinginan pelaku, dalam kasus ini perampokan.

Randy tahu tujuan utama pelaku menodongkan senjata tajam itu ingin mengambil barangnya. Ia memberi kemudahan dengan memberi tahu dimana tempatnya.

Saat pelaku lengah, tidak terlalu fokus pada senjata tajam, di situlah timing (waktu) untuk melakukan perlawanan. Contoh ancaman dan teknik pertahanan diri dari Randy Tumewa bisa dilihat di sini.

Tips dan Teknik Pertahanan Diri dari Iko Uwais

Iko Uwais juga memberikan contoh ancaman dengan senjata tajam dan teknik pertahanan diri yang bisa dilakukan. Contoh gerakannya bisa dilihat di sini.

Namun poin penting dari pernyataan pesilat yang juga aktor ini adalah, “Jangan mau dipegang”.

Saat kita sudah melihat ada orang mencurigakan di hadapan kita, sebelum dia memegang anggota tubuh kita, mesti ada hal yang kita lakukan.

Tips dan Teknik Pertahanan Diri dari Wandi Silat Aceh

Di laman YouTubenya, Wandi Silat Aceh menyebut ada beberapa titik kelemahan lawan yang berbahaya.

Berbahaya di sini maksudnya ketika titik itu dipukul atau diserang orang, bisa mengakibatkan pembekuan darah, pingsan, bahkan sampai kematian. Karena berbahaya, kita pun mesti melindungi area ini dari serangan.

Dalam konteks kejahatan, lawan yang dimaksud ini kita sebut saja pelaku kejahatan. Saat ingin melakukan pertahanan diri tanpa senjata, teknik ini mungkin bisa dijadikan pilihan terbaik.

Lalu, dimana titik kelemahan yang berbahaya itu? Di antaranya di dada, kepala bagian belakang, dan di bagian leher.

Sementara untuk teknik tercepat pertahanan diri yang bisa dilakukan ketika ada serangan, bisa ditujukan ke beberapa titik:

  1. Bola mata
  2. Sisi leher–bisa mengakibatkan pembekuan darah
  3. Jakun
  4. Ulu hati
  5. Kemaluan (untuk pelaku laki-laki)
  6. Gendang telinga

Contoh gerakannya bisa dilihat di sini.

Kesimpulan

Saya menyimpulkan cara pertahanan diri yang disebut di akun YouTube Wandi Silat Aceh ini, dengan menyerang ke sisi yang terbuka.

Katakanlah kita tidak punya senjata berupa alat untuk memukul penjahat–posisi lawan tak menggunakan senjata, sementara kondisi kita sudah terdesak. Kita cuma punya tangan dan kaki.

Lalu apa yang bisa dilakukan?

Tangan dan kaki kita bisa dijadikan senjata pertahanan diri.

Contoh, sisi tangan (dari pergelangan tangan ke sisi jari kelingking) yang mirip seperti sisi parang, bisa dijadikan senjata untuk memukul ke sisi leher lawan.

Masih dari sisi tangan, namun arah depan pergelangan tangan, bisa digunakan untuk memukul bagian dagu lawan. Siku tangan juga bisa diarahkan ke dagu lawan.

Dari kaki, siku kaki bisa diarahkan ke dada lawan, atau dengan cara menendang area kemaluan.

Namun cara ini hanya untuk pertahanan diri yang sifatnya sementara. Atau bisa dibilang hanya membuat konsentrasi lawan buyar sebentar. Untuk pengaplikasiannya bisa dilakukan gerakan kombinasi.

Penting, kita juga perlu memperhatikan timing dan situasi yang tepat untuk melancarkannya. Setelah terlepas dari ancaman, selanjutnya kita perlu lari, menyelamatkan diri atau mencari bantuan.

Penutup

Pendapat saya, sebenarnya tidak ada rumus pasti seperti Matematika dalam bela diri. Semua cara atau teknik punya peluang berhasil. Hanya saja kita perlu mencari cara atau teknik mana yang lebih efektif digunakan dalam membela diri.

Sebelum menutup tulisan ini, saya mengambil quotes dari Wandi Silat Aceh.

“Kunci dari bela diri adalah jangan mengganggu dan menyerang orang lain, tapi melindungi diri masih dibenarkan”.

Semoga tulisan ini bermanfaat. Tidak ada maksud untuk menyepelekan aksi kejahatan. Saya hanya berusaha menuliskan tips, cara atau teknik pertahanan diri yang mungkin bisa dilakukan untuk mengurangi risiko fatal.

Paling penting dari semua ini adalah keselamatan diri dan tahu diri. Semoga kita terhindar dari kejahatan. Aamiin ya robbal alamin. Salah satu upayanya dengan berdoa (pikarenji).

Leave a Reply