Kalapena.id – Sejak konsep Artificial Intelligence (AI) pertama kali dikemukakan tahun 1956 oleh ilmuan bernama John McCarthy, kini AI telah menjadi bahagian hidup dari masyarakat modern seiring perkembangan teknologi digital yang terus melintas batas.
Keberadaan AI mampu membantu pekerjaan lebih mudah, karena kemampuannya yang bisa mengumpulkan data dan informasi dengan cepat, restruksisasi gambar, suara, dan video serta menjadi teman bicara, yang walaupun terasa aneh tapi cukup reasonable.
Tapi sayangnya, AI juga bisa dimanfaatkan pelaku kejahatan dalam melancarkan aksinya menipu korban yang kurang beruntung.

Ada berbagai macam modus penipuan yang menggunakan AI, mulai dari modus deepfake, kloning suara, dan penipuan phising. Sehingga dari sejumlah laporan, penipuan berbasis AI diprediksi akan mendominasi kasus kejahatan tahun ini.
Baca juga :
- Mengupas Windows Defender, Antivirus Andalan PDNS yang Baru Dibobol Hacker
- Review ESET, Antivirus Super Ringan dengan Tampilan Futuristik
- Tips Jitu Belanja Software PC di Marketplace
Berdasarkan laporan dari Forbes, ada empat modus penipuan yang wajib diwaspadai masyarakat dan pelaku usaha, yakni :
- Deepfake & AI di serangan email bisnis (BEC)
Penipuan berbasis BEC semakin merajalela saat ini, karena para penjahat dunia maya dapat menggunakan AI untuk membuat video dan suara palsu yang terkesan meyakinkan.
Contoh kasusnya saat sejumlah penjahat memanfaatkan AI untuk menyamar jadi bos palsu dari sebuah perusahaan ternama. Karena aksi tersebut, pegawai perusahaan malah mengirimkan uang ratusan miliar ke kantong para penjahat tersebut.
- Chatbot penipu asmara
Persoalan asmara dan hati sering menjadi celah yang rentan dimanfaatkan para pelaku penjahat di dunia maya. Perasaan sepi karena menjomblo menjadi peluang bagi chatbot AI otonom untuk menyamar sebagai pribadi yang tertarik dan kemudian merayu korbannya.
Chatbot AI ini mampu berkomunikasi secara natural, sehingga mengecoh korbannya. Penipuan dengan modus ini sudah sangat marak terjadi.
- Pig Butchering pakai AI massal
Dalam aplikasi dating, sering ditemukan fitur yang mengirim pesan massal untuk memancing korban dengan kata-katanya seperti “Temanku merekomendasikan kamu. Apa kabar,”.
Agar lebih meyakinkan, penipu memanfaatkan AI untuk membuat panggilan video dan kloning suara agar membuat calon korban percaya.
- Pemerasan deepfake eksekutif dan para pejabat
Kasus pemerasan dengan video deepfake kini juga makin marak. Di negeri jiran Singapura, kelompok penjahat mengirim email berisi ancaman video palsu yang berisi wajah para pejabat pemerintah dan menuntut pembayaran kripto hingga puluhan ribu dolar.
Konten dari video tersebut biasa diambil di platform seperti Youtube dan media sosial lainnya, yang diolah sedemikian rupa menggunakan software berbasis AI (kalapena).
This is really interesting, You’re a very skilled blogger. I’ve joined your feed and look forward to seeking more of your magnificent post. Also, I’ve shared your site in my social networks!