Kalapena.id – Serial Naruto Shippuden merupakan salah satu anime paling populer di dunia. Kisahnya sendiri sudah tamat pada Maret 2017 lalu. Naruto sebagai protagonis utama memiliki banyak sekali jutsu kuat, seperti Rasengan dan Bijudama. Tapi ada salah satu jutsu terkuatnya yang mampu menembus perasaan musuhnya tanpa melukai, intinya mereka bertaubat. Nama jutsu pamungkas yang overpower tersebut, Ceramah no Jutsu.
Ceramah no Jutsu ini sangat populer di dunia permemean, dan bisa dikatakan merupakan parodi dari keahlian Naruto yang jago menyadarkan musuhnya hanya melalui kata-kata. Cukup banyak musuh yang insyaf setelah mendengar “dakwah” dari Naruto, mulai dari Zabuza, Garaa, Nagato, Obito hingga Sasuke.
Mengapa Ceramah no Jutsu milik Naruto terkesan overpower dalam menghadapi musuh ketimbang jutsu super kuat lainnya. Penyebab pertama karena bisa dilakukan tanpa segel. Lalu tidak menggunakan chakra, dan terakhir hanya bermodalkan kata-kata mutiara.
Nah itu dari sisi keunggulannya. Tapi keunggulan tersebut tidak akan berlaku tanpa diiringi sejumlah faktor penentu, seperti Ceramah no Justu dikeluarkan saat pertarungan mendekati akhir, dimana saat itu chakra atau mental lawannya sudah terkuras habis.
Faktor berikutnya karena pada dasarnya musuh-musuh Naruto ini sebenarnya tidak sepenuhnya jahat. Misalnya Nagato yang punya cita-cita perdamaian, tapi sayangnya ia terlalu naif. Karena hal tersebut, ia dimanfaatkan Obito sehingga jalannya menemukan perdamaian harus dilalui dengan cara yang salah. Makanya hanya dengan satu dua patah kata dan janji manis Naruto layaknya para Caleg, Nagato pun luluh dan akhirnya bertaubat.
Atau misalnya Obito, yang diingatkan oleh Naruto mengenai masa kecilnya yang bercita-cita menjadi Hokage. Ingatan masa lalunya menembus relung terdalam, sehingga Ninja Uchiha tersebut kalah dalam tarik menarik Juubi dengan pasukan aliansi di Perang Dunia Ninja Keempat.
“Aku harus percaya pada diriku sendiri, percaya bahwa aku adalah orang yang mereka percaya.”
Uzumaki Naruto
Selanjutnya karena Naruto juga berada pada posisi yang sulit, sama seperti lawannya yang kena ceramah. Sebagai contoh, Garaa dan Naruto merupakan Jinchuriki, sehingga keduanya juga mengalami pengalaman yang sama yakni dikucilkan dan dibenci penduduk desa masing-masing.
Disini Naruto ceramah dari sudut pandang yang sama dari lawannya, sehingga ada rasa persamaan dan keterikatan nasib yang membuat ceramah Naruto menusuk sampai ke hati. Setelah itu, Garaa tobat dan beberapa tahun kemudian jadi Kazekage.
Seandainya Naruto bukan Jinchuriki, belum tentu tekniknya tersebut mempan sama Garaa. Karena sudah pasti dianggap belum pernah merasakan penderitaan yang sama. Kalau sudah begitu, penulis yakin Garaa akan menjadi antagonis musuh utama hingga akhir.
Kemudian dari segi timing. Seperti yang sudah disebutkan di atas, Ceramah no Jutsu merupakan jurus pamungkas yang keluarnya paling terakhir. Ketika lawannya mengalami hal buruk sehingga terlihat depresi dan bingung menjelang pertempuran berakhir, maka jutsu tersebut memiliki efektivitas yang tinggi hingga 1000 persen.
Sebagai contoh saat Zabuza kehilangan Haku, maka Naruto yang saat itu masih Genin langsung bertindak cepat. Bahkan untuk usianya yang masih 12 tahun, Ceramah no Jutsunya sudah melampaui level Hokage. Zabuza juga akhirnya menyadari kesalahannya, dan mau mengakui perasaan terdalamnya terhadap Haku.
Sebenarnya Ceramah no Jutsu ini bertujuan baik untuk kedua belah pihak. Naruto ingin kedua belah pihak berdamai, agar tidak ada korban jatuh lagi. Ia pandai memotivasi lawan dari kekurangan lawan, sehingga di kemudian hari kekurangan tersebut menjadi kekuatan.
Baca juga :
- Review Manga Gachiakuta, Saat Sampah dan Balas Dendam Jadi Satu
- Lima Gorosei sudah Turun Gunung, Tanda One Piece Segera Berakhir?
- Frieren:Beyond Journey’s End, Perjalanan Sunyi Elf Cari Makna Kehidupan
Janji manis juga menjadi bagian tidak terlupakan dari Ceramah no Jutsu. Contohnya saat melawan Neji dalam ujian Chuunin. Setelah mengalahkan ninja pengguna Byakugan tersebut, ia berjanji saat menjadi Hokage akan mengubah klan Hyuuga.
Dan faktor terakhir yang membuat Ceramah no Jutsu semakin efektif dan populer, karena Naruto saat berbicara dengan musuhnya, tidak menunjukkan gestur agresif. Ia cenderung pasif, damai, terkesan pasrah serta menunjukkan sorot mata yang teduh, padahal bisa saja lawannya dengan teknik yang mengerikan seperti Nagato atau Obito membunuhnya dengan mudah. Harapannya dari bersikap seperti itu adalah agar lawan bicaranya mau mendengarkan dengan tenang.
Meski dengan segudang keunggulannya yang melampau jutsu terkuat Mugen Tsukuyomi, tidak semua musuh Naruto jatuh dalam perangkap Ceramah no Jutsu. Naruto harus bertarung berdarah-darah berulang kali dengan ninja pelarian Uchiha Sasuke, baru pemuda labil tersebut mau mendengarkan bacotan Naruto. Itupun terjadi setelah 450 episode berlalu.
Lalu dengan duo zombie Akatsuki, seperti Hidan dan Kakuzu. Hidan yang fanatik aliran Jashin, dan Kakuzu yang mata duitan tidak mempan kena Ceramah no Jutsu, karena keduanya memang sama-sama antagonis gila dan jahatnya murni.
Dengan Kurama juga begitu. Kalau tidak sabar, maka Naruto yang akan dikuasainya. Taubatnya biju ekor sembilan ini saja terjadi sebelum perang dunia keempat, dimana saat itu Naruto berupaya mengendalikan kekuatannya. Apalagi dengan Madara Uchiha, Naruto coba negosiasi dengannya tapi diabaikan karena tekad dari salah satu pendiri Konoha tersebut sudah bulat.
Tapi tidak dipungkiri lagi, Ceramah no Jutsu sangat penting dalam perkembangan alur cerita Naruto. Bayangkan kalau Garaa tidak taubat, maka tidak akan ada aliansi Shinobi dalam perang dunia ninja keempat. Atau kalau Nagato Pain tidak insyaf, mungkin Kakashi sudah almarhum selamanya, bahkan Konoha akan jadi kuburan massal. Namun ada kalanya Naruto tidak menggunakan jutsu andalannya tersebut, manakala emosinya telah memuncak seperti saat awal-awal menghadapi Pain. Saat itu emosinya tidak terkendali sehingga diambil alih Kurama, saat melihat Konoha hancur lebur.
Selain Naruto, banyak juga karakter penting di Naruto Series yang jago menggunakan Ceramah no Jutsu, misalnya Shodai Hokage Hashirama, Itachi Uchiha, Kakashi, dan lainnya. Tapi nama-nama tersebut belum mampu menyamai level dan kharisma Naruto, terbukti dari jumlah korban yang insyaf.
*Note. Tulisan ini hanya untuk have fun saja. Ceramah no Jutsu hanya berlaku di anime. Di dunia nyata, cobalah ajak penjahat bicara sepatah dua kata untuk menyadarkannya, kalau tidak ditembaki pakai machine gun. Mungkin dalam beberapa kisah yang terdapat di media sosial, ada penjahat biasa yang taubat setelah dibujuk polisi atau orang lain, tapi tidak berlaku untuk penjahat kemanusiaan, seperti yang banyak terdapat saat perang dunia kedua dulu. Have a nice day! (kalapena).