Kalapena.id – Sejatinya penulis sangat jarang menonton film Bollywood. Namun beberapa hari lalu di tengah kebosanan yang melanda, malah ketemu dengan salah satu karya Hindustan berjudul Shaitaan. Film ini nangkring di 10 besar film dengan penonton Indonesia terbanyak di Netflix.
Film India berada di deretan top Netflix sebenarnya jarang terjadi, karena biasanya kalau bukan film barat, maka film Korea atau lokal yang paling digandrungi. Ada banyak alasan mengapa karya Bollywood dari negaranya Shah Rukh Khan ini belum bisa mengambil hati penggemar film dari generasi milenial maupun generasi Z.
Bagi penulis pribadi, dari alur cerita terkesan repetitif dan hambar. Formula cerita sangat usang, bahkan terkadang terlalu lebay atau tidak masuk akal. Kemudian banyak menjiplak dari film-film populer di Barat dan Korea. Dan terakhir ratingnya sering menipu, sehingga membuat penonton terjebak karya tidak bermutu. Ini hal yang biasa, karena orang India memang cinta dengan produk lokalnya, tak peduli bagaimana kualitasnya, yang penting beri rating yang tinggi.
Meskipun begitu, masih ada film bermutu dari Hindustan yang jadi hidden gem. Banyak contohnya, terlalu panjang jika disebut satu-satu. Salah satunya ya film berjudul Shaitaan ini. Film bergenre horor yang disutradari Vikas Bahl ini tidak punya alur cerita yang mantap, cenderung biasa malah, tapi menawarkan thriller suspense yang membuat kita betah sekaligus sebal hingga film ini berakhir.
Baca juga :
- Petualangan Sherina 2, Drama Nostalgia yang Tidak Seindah Film Pertama
- Review Exhuma (2024), Padukan Horor Berkelas dengan Ritual Shamanisme Korea
- Godzilla Minus One, Drama Kaiju Versus Manusia Pasca Perang Dunia II
Sebagai pemeran utama yakni Ajay Devghan yang berperan jadi Kabir. Ia merupakan ayah dari Jahnvi (Janki Bodiwala) dan Dhruv (Anngad Raaj). Istrinya Jyoti diperankan Jyothika. Antagonis dalam film ini Vanaraj diperankan R Madhavan.
Ceritanya cukup sederhana, dimana Kabir sekeluarga harus menghadapi teror ilmu hitam Vanaraj yang menimpa Jahnvi, dimana cewek ini menuruti semua kata-kata dukun itu. Sepanjang film ini, Kabir dan istrinya terus mencari cara membebaskan anaknya dari pengaruh jahat sang antagonis.
Menonton film ini membuat penonton cukup cemas bagaimana nasib Jahnvi, dan cara seperti apa yang ditempuh Kabir dalam mencari solusi. Ekspresi, mimik dan akting Janki Bodiwala cukup impresif dalam memerankan sosok yang tengah diguna-guna tersebut.
Ekspresi jahat maupun putus asa yang ditampilkannya mampu menambah kesan mencekam. Sebagai bocoran, dalam film ini tidak ada hantu-hantu, scoring yang mengganggu atau jumpscare murahan. Shaitaan dibangun dengan atmosfer yang intensitasnya terus meningkat hingga mendekati klimaksnya.
Penonton akan ikut merasakan kebingungan dan keputusasaan yang melanda keluarga Jabir. Dan ini masih ditambah lagi dengan akting yang sangat menyebalkan dari Vanaraj, sang dukun guna-guna.
Penulis dapat mengatakan selling point dari film ini yakni akting Madhavan. Dia lemah tapi super menyebalkan. Seorang megalomania yang menghalalkan segala cara untuk tujuan jahatnya. Penonton akan banyak-banyak mengurut dada dengan tingkah dia sepanjang film, mungkin kalau ibu-ibu penggemar Bollywood yang sumbu pendek bisa saja membanting televisi saking sebalnya.
Tapi dibalik itu, ending dari film ini menghadirkan plot twist yang cukup membuat penonton akan merasa puas. Jadi film ini sangat layak ditonton bagi mereka yang mendamba film thriller suspense yang tidak menuntut berpikir sepanjang durasi film (kalapena).