Kalapena.id – Sony’s Spiderman Universe (SSU) tampaknya masih belum bisa menyamai capaian dari Marvel Cinematic Universe untuk ukuran kesuksesan film super hero. Salah satu film terakhir SSU, yakni Madame Web (2024) belum bisa menjawab ekspektasi penonton terhadap tontonan film superhero yang berkualitas.
Dirilis pada 12 Februari 2024, Dakota Johnson menjadi protagonis utama bernama Cassie Web, seorang paramedis yang bekerja di Manhattan, New York, Amerika.
Perlu diketahui, Madame Web ini merupakan salah satu tokoh yang muncul dalam komik Spider Man buatan Marvel. Sebagai anak perusahaan dari Columbia Pictures yang bekerja sama dengan Marvel, SSU ini memang ingin mengangkat tokoh-tokoh dari komik si manusia laba-laba.
Madame Web ini bercerita tentang Cassie yang harus menolong tiga orang gadis remaja dari buruan manusia laba-laba jahat, yang ingin membunuh mereka bertiga.
Cassie mengandalkan kekuatan penglihatan masa depan untuk bisa menghindar dari kejaran si manusia laba-laba. Kekuatan tersebut diperolehnya sejak lahir, dan bangkit saat dia hampir mati tenggelam dalam salah satu tugasnya.
Premis yang ditawarkan sebenarnya sangat klise, khas film superhero. Protagonis peroleh kekuatan baru, lalu menggunakannya untuk mencapai tujuan atau melindungi orang lain.
Latar belakang seperti itu tidaklah jelek, bahkan jika dieksekusi dengan baik akan menjadi plot yang kuat untuk menggiring penonton tetap betah hingga akhir.
Namun Madame Web punya eksekusi yang kurang bagus. Alur ceritanya terlalu dibuat terburu-buru, dan banyak meninggalkan plot hole yang membuat penonton masih tanda tanya.
Contohnya film tidak menceritakan bagaimana Cassie setelah proses kelahirannya yang rumit di Amerika Selatan yang mengorbankan nyawa ibunya, tiba-tiba sudah menjadi paramedis berusia 30 tahun di Amerika.
Proses transisi yang tidak mulus ini bagi penulis menimbulkan kesan terburu-buru, yang seharusnya bisa dijelaskan dengan sedikit flashback atau kehadiran tokoh pendukung yang menjelaskannya dengan singkat.
Tapi entahlah, mungkin bagi yang mengikuti Madame Web di komik Spider Man bisa sedikit menceritakannya di kolom komentar, agar pembaca yang lain bisa tercerahkan.
Motivasi antagonis dalam cerita ini, yakni si manusia laba-laba bernama Ezekiel Sims juga tidak dieksplorasi dengan optimal. Sepanjang film, ia hanya peduli pada pengejaran targetnya, tanpa ada sisi lain yang bisa diekspor terkait masa lalunya.
Motifnya yang ingin membunuh tiga remaja bernama Julia, Anya dan Mattie hanya karena mimpi juga terasa terlalu dangkal. Bahkan sejak awal muncul di pembukaan film, Ezekiel ini juga terasa sebagai peran antagonis yang dipaksakan.
Baca juga :
- Along With The Gods:The Last 49 Days, Sekuel yang Ungkap Kisah Sedih Dewa Kematian
- Review Kereta Berdarah (2024), Terlalu Gampang Ditebak
- Godzilla Minus One, Drama Kaiju Versus Manusia Pasca Perang Dunia II
Mengapa penulis berkata begitu?. Karena tujuannya yang merebut laba-laba aneh dari tangannya mama Cassie hanya untuk kekuatan dan kekayaan itu merupakan formula yang basi di film superhero. Ezekiel ini villain yang underrated sekali.
Mungkin ada baiknya jika penulis skenario mengubah pakem motivasi villain supaya lebih berkesan seperti Thanos, yang sangat memorable di mata penggemar. Jangan karena hanya dikejar deadline tayang atau hal-hal lain, jadi terkesan seadanya dalam meracik alur cerita menarik buat sang villain.
Alur cerita dan dialog sangat monoton. Phase-nya sangat lambat. Bahkan sebelum satu jam, penulis sudah mengantuk terlebih dahulu sampai filmnya hampir selesai.
Meskipun dengan catatan yang cukup nyelekit ini, Madame Web tetap bisa dinikmati, apalagi yang baru familiar dengan film-film karya SSU. Film ini juga menghadirkan sedikit plot twist yang berkaitan dengan Spider Man. Action dan sinematografi cukup mumpuni, paras pemeran filnnya juga cantik dan ganteng. Worth it untuk penonton yang mencari nilai plus selain alur cerita (kalapena).