Kalapena.id – Perjuangan DC Extended Universe (DCEU) untuk terus memepet saingannya, yakni Marvel Cinematic Universe (MCU) tampaknya masih jauh panggang dari api. Film-film rilisan terakhir dari DCEU banyak yang tampil mengecewakan.
Contohnya Shazam! Fury of The Gods, The Flash, hingga Blue Bettle yang semuanya rilis maraton tahun 2023 benar-benar jauh di bawah ekspektasi tinggi penggemar film superhero.
Untuk rilisan terakhir, Aquaman and The Lost Kingdom yang muncul di bioskop pada Desember 2023 tampil cukup menghibur, meskipun ceritanya tidak terlalu istimewa karena hanya melanjutkan formula film superhero yang sudah pakem dari sananya.
Film yang disutradai oleh James Wan ini masih menjadi panggung dari pemeran utama Aquaman, Jason Momoa yang berperan sebagai Arthur. Di film ini, ia masih melanjutkan perannya sebagai Raja Atlantis. Pernikahannya dengan Mera sudah dikaruniai seorang bayi laki-laki.
Kali ini ia tidak beradu akting dengan Queen Mera yang diperankan oleh Amber Heard. Film ini lebih mengangkat kisah Bromance antara Arthur dengan adik laki-lakinya, Orm yang jadi antagonis di film pertama.
Sebenarnya Aquaman and The Lost Kingdom ini pada awalnya akan mengangkat kisah Arthur dan Mera. Tapi kasus kekerasan seksual yang dilakukan Amber kepada mantan suaminya, Johnny Deep merubah segalanya.
Seperti yang diketahui, persidangan kasus ini sangat panjang dan menyita perhatian global. Amber pun pada akhirnya terbukti bersalah, dan hal tersebut menghancurkan karirnya di dunia perfilman.
Untungnya ia sudah terikat kontrak dengan film ini, sehingga mau tidak mau harus terus berlanjut.
Meski masih mendapat peran utama, tapi porsi cerita dan screen time Mera benar-benar dipangkas habis. Ia tampil seperti karakter pendukung, atau malah lebih seperti kameo.
Baca juga :
- Review A Quiet Place: Day One, Perjuangan dalam Sunyi Demi Sepotong Pizza
- Geostorm (2017), Film Bertema Bencana Alam yang Berpadu dengan Action
- Review Kereta Berdarah (2024), Terlalu Gampang Ditebak
Kembali ke awal, Aquaman and The Lost Kingdom berfokus pada reunifikasi Arthur dan Orn yang dulunya musuh bebuyutan.
Secara story, film superhero ini biasa saja. Kalau rajin menonton rilisan DC atau Marvel, ya tidak perlu berimajinasi jauh-jauh. Formulanya masih sama, yang sedikit dimodifikasi agar terkesan ramah keluarga.
Adapun antagonisnya berasal dari film pertama, yakni Black Manta yang diperankan Yahya Abdul-Mateen II. Kali ini ia bukan hanya berniat balas dendam lagi seperti dulu, tapi lebih gila dan klise lagi, yakni menghancurkan Atlantis.
Untuk itu, ia harus mendapatkan sebuah artifak berupa senjata kuno di Samudra Pasifik. Arthur harus membebaskan Orm yang dipenjara agar bisa melawan Black Manta.
Nah disini sudah bisa melihat bahwa ceritanya klise. Lalu apa yang ditawarkan film ini, yang jelas kisah Bromance tampaknya menjadi andalan, dimana dulu keduanya saling membenci tapi pelan-pelan mau menyatukan perbedaan dalam melawan musuh.
Sebenarnya jika mau memasukkan penalaran, sudah tentu sulit bagi seseorang meskipun itu saudaranya untuk berbaikan, ketika persoalan yang dihadapi bukanlah sepele, melainkan jadi konflik utama di film pertama.
Apalagi setelah itu, Orn dipenjarakan selama bertahun-tahun di gurun tanpa air sampai tubuhnya kurus kering kerontang.
Hal yang pertama terlintas pasti rasa benci luar biasa kepada Arthur yang telah menyebakan hal tersebut.
Namun tampaknya film ini mengesampingkan hal tersebut. Mungkin ya karena perubahan cerita mendadak karena skandal si Mera.
Meski menolak penalaran, setidaknya film ini cukup menghibur dengan aksi-aksinya, terutama aksi pamer otot Jason Momoa. Kualitas CGI-nya sangat halus dan detail, terlihat dari tampilan istana es bawah tanah yang terlihat sangat majestic.
Di dalam film ini, terkadang ada juga jokes-jokes yang sering dilontarkan Arthur. Tapi karena yang mengucapkannya Arthur yang diperankan Jason Momoa, jokesnya jadi terkesan garing. Mungkin karena aura Momoa yang serius dan badass kurang cocok berslapstick ria seperti Starlord di film MCU.
Dibanding tiga rilisan terakhir yang sudah penulis sebut di atas, Aquaman and The Lost Kingdom masih lebih bagus, dan layak ditonton untuk mengisi waktu luang.
Oh ya, film ini lumayan cuan. Dari budget produksi sekitar US$ 215 juta, box office-nya raih sekitar US$ 434,4 juta. Lumayan!!! (kalapena).