Kalapena.id – Tulisan ini kelanjutan dari Cerita ‘Ipar Adalah Maut’ Versi Instagram Elizasifaa (1) yang ditulis di blog Kalapena.id. Karena banyaknya part, penulis membagi tulisan Ipar Adalah Maut dalam dua bagian. Sekarang part 13-24 (end).
Film Ipar Adalah Maut semula dijadwalkan tayang di bioskop pada Mei 2024. Namun pada Selasa (23/4/2024), MD Pictures mengumumkan di akun Instagram @mdpictures_official, film Ipar Adalah Maut akan tayang pada 13 Juni 2024.
Film ini diangkat dari kisah nyata followers Instagram @elizasifaa. Lantas oleh perempuan bernama lengkap Eliza Rohma Puspita direka ulang ceritanya. Kreator konten kelahiran 1987 ini membagikan cerita Ipar Adalah Maut dalam 24 part di Instagram dan TikTok pribadinya.
Di part 13-24, warganet yang membaca cerita ‘Ipar Adalah Maut’ tambah emosi dengan sikap Aris dan Rani. Di 12 part terakhir ini juga diceritakan bagaimana hubungan Nisa dan Rani di masa kecil, perlakuan ibu ke Nisa dan adiknya, bagaimana Nisa menguatkan dirinya, setelah tahu dua orang yang sangat dipercayainya dalam hidup ternyata berkhianat.
Pun dengan ibu yang sakit-sakitan hingga mengalami demensia. Ibu menyalahkan diri sendiri karena anak kesayangannya–Rani menghancurkan rumah tangga anaknya yang lain.
Ujian masih datang ke Nisa sampai akhirnya dia harus merelakan ibu pergi untuk selama-lamanya. Sementara Rani, meski hubungan terlarang dengan abang ipar akhirnya terbongkar, dia sama sekali tak menunjukkan penyesalan.
Sebaliknya, Rani tambah memanas-manasi Nisa. Dia melakukan semua itu karena sakit hati dengan kakak kandungnya. Bagaimana cerita lengkapnya? Selamat membaca.
Skandal Aris dan Adik Iparnya Terbongkar
Elizasifaa mengawali part 13 dalam cerita ‘Ipar Adalah Maut’ dari adegan Nisa menghubungi adiknya. Nisa mengaku tak menemukan apa-apa di WhatsApp suaminya. Namun dia tetap yakin ada yang tak beres. Pikirannya tak tenang. Ada yang mengganjal di hati dan pikiran Nisa.
Rani menanggapi cerita kakaknya dengan menyimpulkan berarti Aris ‘aman’. Itu cuma perasaan Nisa saja. Diceritakan, dari dulu Rani memang selalu menjadi tempat curhat Nisa. Apapun masalahnya, termasuk urusan ranjang.
Ya, Rani adalah orang yang paling Nisa percaya dan dia pun sayang dengan adiknya.
Nisa hanya tak tahu saja, Rani memang cukup pintar menyembunyikan skandalnya dengan Aris. Setelah Nisa tahu, ceritanya jadi lain.
Di part ini, Rani meyakinkan abang iparnya kalau Yusuf dan Nisa tak bakal bisa menemukan lokasi mereka saat janji bertemu di luar, termasuk juga dengan chat-chat mesra keduanya.
Aris mengakui kepintaran Rani. Dia sendiri baru tahu ada fake gps dari adik iparnya itu. Di part ini, Rani juga mengajak Aris menjalani hubungan resmi. Ya, menikah setelah keduanya berpisah dari pasangan masing-masing.
Seperti mengulur waktu atau terkesan sengaja, Aris mengatakan saat ini bukan waktu yang tepat untuk meresmikan hubungan mereka. Aris meminta adik iparnya menunggu Nisa dan Yusuf berbuat kesalahan, agar mereka tak dicurigai orang jika akhirnya jadi menikah.
Di sisi lain, dari hari ke hari sikap Aris ke istrinya makin berubah. Aris mulai mengurangi jatah bulanan Nisa dengan berbagai alasan. Karena sudah tak kuat mengalami overthinking sendirian, Nisa akhirnya curhat ke teman yang dia percaya soal kecurigaan dengan suaminya sendiri.
Untungnya kali ini Nisa curhat dengan orang yang tepat. Dari sinilah hubungan terlarang suami dan adik kandungnya terbongkar.
Teman Nisa awalnya menanyakan apakah perempuan itu sudah mengecek Telegram Aris. Pembicaraan keduanya berlanjut pada kalkulator di hp. Si teman memberi tahu ada fake kalkulator. Dari luar seperti kalkulator biasa, tetapi dalamnya bisa menyimpan media, dokumen dan beberapa aplikasi lainnya.
Selain fake kalkulator, ada banyak fake aplikasi lainnya. Dari luar seperti aplikasi biasa, tetapi fungsinya seperti fake kalkulator. Namun ada kode khusus berupa angka untuk masuk ke dalamnya.
Berbekal informasi dari temannya, Nisa diam-diam mengecek hp suaminya saat Aris berada di kamar mandi. Dia ingin memastikan apakah ada fake kalkulator di hp suaminya. Nisa ingat kata temannya, ciri fake kalkulator ada tanda titik 3 di pojok atas dan harus memasukkan 4 angka buat masuk.
Deg-degan, Nisa mencoba cara yang diajari temannya. Setelah memasukkan kemungkinan beberapa angka yang dipilih Aris, dia berhasil masuk. Ternyata memang ada fake kalkulator di hp suaminya.
Tubuh Nisa gemetaran. Dadanya sakit seperti mau meledak. Aris menyembunyikan tele di fake kalkulator. Perasaan Nisa tambah campur aduk saat melihat foto orang yang dikenalinya ada di situ, ya Rani–adik kandungnya sendiri. Ada foto dan video tak senonoh Rani dan Aris. Mereka terlihat seperti bucin.
Begitu Aris keluar dari kamar mandi, Nisa mencecar suaminya dengan pertanyaan. Mengapa Aris dan Rani bisa tega berbuat hal yang menyakitkan dan menjijikkan seperti itu.
Nisa meluapkan amarahnya. Dia bertanya apa salah dirinya sampai Aris tega menghancurkan keluarganya. Selebihnya, Nisa tak mau mendengar apapun penjelasan Aris. Dia juga meminta adiknya segera datang ke rumah. Penting.
Tak lama kemudian, Rani tiba di rumah Nisa dengan diantar suaminya–Yusuf. Tanpa basa-basi, Nisa mencecar Rani. Mengapa adiknya itu tega mengkhianatinya. Namun Rani tak menanggapi pertanyaan Nisa. Dia pergi tanpa memberi klarifikasi sepatah kata pun. Rani juga mematikan hp-nya.
Yusuf yang bingung, bertanya ada masalah apa sebenarnya. Namun tak ada jawaban. Setelah Rani pergi, Nisa juga bergegas mau meninggalkan rumahnya bersama Raya–anaknya.
Aris memohon agar Nisa tak pergi dari rumah. Namun percuma, hati perempuan itu sudah terlanjur sakit karena suami dan adiknya berkhianat.
Di sisi lain, ada momen Aris mencurigai kakaknya–Mbak Rohmah sebagai orang yang memberi tahu Nisa skandalnya dengan Rani. “Mbak Rohmah mau hancurin rumah tanggaku atau bagaimana sih?”.
Ibu Tahu Skandal Rani
Di part 15, Nisa masih kepikiran dengan hal yang dialaminya. Perasaannya sakit. Bayangan Rani dan Aris melakukan perbuatan tak senonoh terus berputar di kepalanya. Mengapa harus adiknya sendiri yang menjadi duri dalam rumah tangganya bersama Aris?
Di sisi lain, Aris berulang kali menghubungi Nisa via telepon. Namun gagal. Istrinya itu sengaja mematikan hp. Ya, Nisa mau menenangkan diri.
Dari rumah Nisa, Yusuf kembali ke rumahnya. Dia juga tak bisa menghubungi Rani–istrinya. Entah kemana Rani pergi. Mendengar cerita anaknya perihal yang terjadi di rumah Nisa, Mama Yusuf berkesimpulan kalau Rani dan Aris ada affair.
Sebenarnya, Mama Yusuf memang sudah curiga dengan sikap keduanya. Diceritakan, di masa mudanya Mama Yusuf dulu seorang play girl. Jadi dia pahamlah.
Sebelumnya, Mama Yusuf juga sering mengamati gerak-gerik Rani. Menantunya itu kerap pergi naik Grab mobil, sementara di rumah ada motor.
Di part ini, ada adegan Yusuf mendatangi Aris. Dia memastikan apa benar Aris dan istrinya punya hubungan terlarang. Aris tak membantah. Yusuf marah dan menonjok wajahnya.
Singkat cerita, ternyata Rani melarikan diri ke rumah ibu di SBY. Kepada ibu, Rani berpesan jika Yusuf mencarinya, bilang saja dia tidak ada di rumah.
Ibu curiga mengapa anaknya tiba-tiba pulang ke rumah. Dia menduga Rani bertengkar dengan suaminya sampai pergi dari rumah. Di pikiran ibu, penyebab pertengkaran ini pasti gara-gara Mama Yusuf sering ngomong tak enak ke Rani.
Ibu lalu inisiatif menghubungi besannya–Mama Yusuf. Ibu mencari tahu masalah yang terjadi antara Rani dan Yusuf. Sebab menantunya tak mengangkat telepon. Ibu juga menyebut kemungkinan Rani dan Yusuf bertengkar karena sikap besannya yang selalu ikut campur urusan pernikahan Rani dan Yusuf.
Karena masalahnya jadi kemana-mana, Mama Yusuf yang awalnya diam akhirnya buka suara. Dia tak secara tegas menyebut masalah apa yang terjadi. Dia hanya menyebut “Jangan-jangan ibu nggak tahu kalau Nisa juga pergi dari rumah. Coba tanya Rani ada hubungan apa dia sama kakak iparnya sendiri?”.
Deg, ibu jadi penasaran. Ada hubungan apa Rani dengan Aris? Karena ibu tak bisa menghubungi Nisa, ibu bertanya langsung ke Rani, apa benar Rani dan Aris ada hubungan. Yang ditanya hanya diam saja, wajah Rani tertunduk.
Ya, setelah tahu masalah yang terjadi sebenarnya, ibu marah besar. Berulang kali perempuan itu mengucap astaghfirullah. Ibu tak menyangka anak kesayangannya akan berbuat seperti itu ke kakaknya.
Ibu berucap, daripada malu-maluin ibu, mengapa Rani tak membunuhnya saja. Perempuan itu menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi. Di part lain, ibu merasa telah gagal mendidik Rani. Sementara putrinya itu, dengan wajah memelas hanya bisa mengucap maaf ke ibu.
Sementara itu di tempat pengasingannya, Nisa masih meratapi kesedihan atas pengkhianatan dari dua orang yang dipercayainya. Air matanya terus mengalir, membuat matanya jadi sembab. Raya minta Nisa jangan menangis terus. Raya takut dan minta pulang ke rumah.
Ibu Ingin Bertemu Nisa
Rani menghubungi suaminya agar menjemput ibu. Sebab ibu ingin bertemu Nisa. Sementara dari Rani sendiri tak siap untuk bertemu kakak kandungnya.
Rani meyakinkan Yusuf kalau dia sudah siap dimaki-maki suaminya itu, termasuk juga soal kemungkinan mereka berpisah. Dia hanya ingin Yusuf menjemput ibu di SBY dan dipertemukan dengan Nisa.
Di sisi lain, Aris masih belum menemukan lokasi persembunyian Nisa. Tiba-tiba dia ditelepon Yusuf dan dapat kabar kalau ibu sudah tahu semuanya. Yusuf akan ke SBY menjemput ibu, sedangkan Aris diminta untuk mencari Nisa sampai ketemu.
Baca juga :
- Cerita ‘Ipar Adalah Maut’ Versi Instagram Elizasifaa (1)
- Perbedaan dan Persamaan Cerita Ipar Adalah Maut Versi Instagram dan Film
- Review Ipar Adalah Maut (2024), Kualitas Akting Jadi Penentu
Singkat cerita, akhirnya Aris mengetahui lokasi keberadaan Nisa di sebuah hotel. Dia tiba-tiba muncul dan memberi tahu kalau ibu juga mencari Nisa. Mendengar nama ibu, Nisa tambah sedih mengapa ibu sampai tahu dengan masalah yang terjadi. Dia tahu ibu akan menjadi orang yang lebih sakit dari dirinya karena masalah ini.
Sambil bercucuran air mata, Nisa kembali melampiaskan amarahnya kepada Aris. Dari banyaknya perempuan di muka bumi ini, mengapa harus Rani yang menjadi perusak rumah tangganya. Termasuk juga soal ada apa dengan suaminya. Bagaimana bisa melakukan hal seperti itu kepada Nisa.
Aris hanya bisa mengucap maaf. Semua yang terjadi, salahnya. Tak disangka Nisa, tak berapa lama kemudian ibu tiba-tiba muncul. Ibu juga meminta maaf kepadanya. Ibu terus menyalahkan diri atas perbuatan yang dilakukan Rani hingga membuat hidup Nisa hancur. Pemandangan itu benar-benar buat hati Nisa hancur.
Akhirnya mereka berempat; ibu, Nisa, Aris dan Yusuf pulang ke SBY untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Dalam perjalanan, Nisa menguatkan dirinya untuk bertemu Rani.
Cerita Rani Bikin Syok
Di SBY, Rani mengakui hubungan terlarangnya dengan Aris di hadapan ibu, kakak, dan suaminya, tentunya didengar Aris. Dia cerita semua yang dilakukannya dengan Aris di belakang Nisa dan Yusuf.
Banyak pengakuan Rani yang bikin syok. Sampai akhirnya dia mengakui pernah hamil dengan Aris dan menggugurkan kandungannya.
Pada detik itu, Nisa merasa dunianya hancur. Rumah tangganya sudah berakhir. Ibu pun menyebut Rani melakukan dosa besar. Sudahlah berzina, membunuh. Ibu berulang kali mengucap istighfar sambil mengurut dada.
Yusuf juga kecewa dengan sikap Rani. Ternyata sebelum menikah dengannya, Rani sudah menjalin hubungan terlarang dengan abang iparnya, bahkan pernah hamil. Sementara Aris, berulang kali meminta maaf atas perbuatannya.
Ibu yang kecewa berat lalu mengusir Rani dari rumah. Ya, ibu seperti menghukum dirinya sendiri dengan menjauhkan diri dari putri kesayangannya. Rani benar-benar keluar dari rumah dan keluar dari semua grup keluarga. Dia menghilang seperti ditelan bumi.
Ibu Drop dan Sering Berhalusinasi
Tak disangka, kabar hancurnya pernikahan Nisa karena adik kandungnya sendiri cepat menyebar di kampung. Hal ini berdampak ke kondisi psikologis ibu. Setiap ibu keluar rumah selalu jadi pergunjingan warga.
Hari pun berlalu, kondisi ibu drop dan sering berhalusinasi setelah Rani menghilang. Ingatan ibu kembali ke masa lalu, saat dua putrinya–Nisa dan Rani masih kecil. Pernah ibu berucap, meminta Nisa mampir ke SD Rani setelah pulang sekolah. Karena Rani senang dijemput Nisa.
Termasuk saat membeli baju kembaran untuk dua putrinya. Saat melihat bingkai foto, ibu teringat foto Nisa dan Rani saat berwisata ke Ancol. Saat itu Rani masih digendong. Hal lain, kadang ibu juga sering menangis sendiri.
Nisa sadar ujian ini pasti berat bagi ibu. Jika Nisa hanya kehilangan suaminya dalam kasus ini, namun ibu kehilangan anak yang amat dicintainya.
Suatu hari, ibu drop lagi bahkan keadaannya makin parah. Ibu suka tiba-tiba nangis sendiri dan minta maaf ke Nisa. Kondisi seperti ini terus berulang. Lalu makanan yang masuk sering dimuntahkan. Tak jarang ibu juga suka mencari Rani. Lagi-lagi ingatannya kembali saat Nisa dan Rani masih kecil.
Ibu juga jadi sering ngompol setelah Rani menghilang. Tak cuma ngompol di kasur, tetapi Buang Air Besar (BAB) juga. Pernah kasur ibu dikasih perlak oleh Nisa, tetapi dibuang. Katanya panas. Dipakaikan diapers, ibu juga tak mau. Jika pun mau, kadang ibu suka melempar diapers yang ada kotorannya. Benar-benar butuh kesabaran ekstra merawat ibu saat itu.
Mencari Rani
Nisa sebenarnya tak tega melihat kondisi ibu. Dia tahu, ibu tersakiti jiwa dan raganya karena perbuatan Rani. Terbesit di pikiran Nisa, apa ibu bakal sembuh kalau Rani muncul.
Dia mulai mencari Rani dengan mengirim pesan ke beberapa teman Rani di media sosial (medsos). Namun tak ada yang tahu keberadaan Rani.
Nisa bergumam sendiri. Dari dulu, ibu memang sesayang itu dengan Rani. Flashback, setiap kali Nisa mencapai sesuatu, termasuk berprestasi di sekolah, ibu selalu menganggap sebagai hal biasa. Pernah waktu guru mengumumkan Nisa peringkat 1 di angkatannya, tanggapan ibu sebaliknya. “Emang itu kamu. Jangan GR”.
Kembali ke kondisi sekarang. Di masa-masa seperti ini, Nisa teringat bapaknya. Dia rindu. Bapak yang selalu percaya dan membela dirinya. Bapak yang selalu tahu masalah Nisa tanpa Nisa cerita. Nisa mengaku capek dan tak kuat dengan cobaan yang dihadapinya. Keluarganya sudah berantakan.
Sementara itu di rumah, ibu juga sering menyebut nama bapak. Ibu minta maaf ke bapak berulang kali. Seiring waktu, tak cuma psikologis ibu yang terganggu, Nisa pun begitu.
Baca juga :
- Daftar Harga Bahan Bangunan Batam Update Terbaru 2024
- Cari Ikan Bakar Mantap di Tiban, Temukan di Ikan Bakar Tanjungpinang
- Patahkan Kutukan Neverkusen, Leverkusen Sabet Gelar Juara Bundesliga
Pernah Nisa teriak-teriak di depan ibu, saking tak kuatnya menanggung beban yang dihadapinya. Berawal saat ibu kembali berhalusinasi. Ibu mau pergi membeli martabak kesukaan Nisa dan Rani. “Ibu habis panen dan dapat uang banyak”. Ibu minta Nisa menjaga Rani yang sedang tidur di kamar.
Nisa seperti kerasukan mendengar ucapan ibu yang terus mengingat Rani setelah semua yang terjadi. Sambil menangis, dia meminta ibu sadar kalau Rani tak ada di rumah. Dia meminta ibu tak bersikap seperti itu lagi. Nisa capek. Ibu harus sadar, Rani sudah pergi.
Nisa meluapkan kekesalannya. Dia meminta ibu juga memikirkan perasaannya. Dalam kasus ini, Nisalah yang menjadi korban. Nisa juga butuh dipeluk. Namun yang ibu pikirkan hanya Rani, Rani dan Rani. Dari dulu, ibu selalu mementingkan Rani. Padahal anak ibu tak cuma Rani, Nisa juga.
Usai menumpahkan isi hatinya, Nisa masuk ke dalam kamar dan menangis sejadi-jadinya sampai dia akhirnya tertidur. Dalam tidurnya, Nisa mimpi bertemu bapak setelah sekian lama. Di mimpi itu bapak tersenyum melihat Nisa. Seperti tahu masalah yang dihadapi putrinya, bapak memeluk Nisa.
Besok harinya, Nisa bangun kesiangan dengan mata yang masih basah. Saat keluar kamar, ibu sudah tak ada di rumah. Dicari ke sekeliling rumah, tak ada. Hp ibu tak dibawa. Ditanya ke tetangga, tak ada yang tahu keberadaan ibu. Nisa pasrah.
Dia minta bantuan Aris dan Yusuf untuk bantu mencari ibu. Karena Yusuf ke luar kota, Mama Yusuf yang menggantikan. Mama Yusuf dan Mbak Rohmah datang ke SBY menemani Nisa.
Syukurnya, sore harinya ada ibu-ibu yang datang ke rumah sambil mengantarkan ibu pulang. Ibu-ibu itu bercerita kalau ibu lupa jalan pulang.
Diceritakan, ibu cukup lama diam seperti orang kebingungan di warung dekat jembatan. Saat ditanya orang, ibu lebih banyak diam. Untungnya ada orang yang mengenali ibu dan menunjukkan tempat tinggalnya.
Di momen ibu diantarkan orang pulang, sebenarnya tak satu atau dua orang yang datang ke rumah. Para tetangga juga ikut memenuhi rumah mereka seolah-olah sedang menonton hiburan.
Aris Resign dari Kantor
Di part lain, setelah skandalnya dengan adik ipar terbongkar, Aris masih sering datang ke rumah ibu di SBY untuk menemui Nisa.
Dia berulang kali meminta maaf. Aris tak mau berpisah dengan Nisa dan Raya. Sebaliknya, pintu hati Nisa sudah tertutup. Tak ada lagi tempat di hatinya untuk Aris. Dia tetap ingin berpisah dari Aris.
Meski maafnya tak diterima, Aris masih tetap datang ke rumah ibu. Apalagi setelah melihat kondisi ibu sakit-sakitan dan makin parah karena ulahnya juga.
Aris meminta izin ke Nisa untuk bantu merawat ibu. Namun permintaan Aris ditolak. Sebaliknya, Nisa meminta Aris untuk menjaga Raya saja. Apalagi tak lama lagi Raya mau ujian sekolah.
Sementara itu seiring berjalannya waktu, gosip yang terjadi dalam keluarga Nisa dan Aris sudah sampai ke sekolah anak mereka. Imbasnya, Raya tak mau dijemput ayahnya setelah pulang sekolah.
Gegara masalah ini pula, Nisa berencana memindahkan sekolah Raya ke SBY. Sebab dia sendiri tak bisa meninggalkan ibu dengan kondisi seperti sekarang.
Tak cuma di sekolah Raya, skandal Aris dan Rani juga sampai ke orang-orang di kantor Aris. Akhirnya laki-laki itu memilih resign dari kantor. Aris merasa malu dan bersalah, nama kantornya ikut terbawa-bawa gegara masalah yang dibuatnya sendiri.
Akhirnya Rani Pulang
Suatu hari, halusinasi ibu kumat. Ibu teriak-teriak di dapur. Ingatannya kembali ke memori saat bapak masih hidup, sementara Nisa dan Rani masih kecil.
Terkadang ibu juga tak mengenali Nisa, bude dan beberapa keluarga lainnya. Namun kondisi seperti ini tak berlangsung lama. Ingatan ibu kembali normal.
Di waktu ingatannya normal, Nisa meminta ibu memperbanyak istighfar dan membaca Al-Quran. Jika ibu mulai lupa lagi, Nisa pun menunjukkan foto-foto mereka di album. Dari album mereka di masa kecil hingga sekarang, saat kedua anak ibu sudah berkeluarga dan memiliki pasangan masing-masing. Cara ini dinilai ampuh supaya ibu tak lupa.
Di samping itu, Nisa masih berusaha mencari Rani. Pilihannya masih jatuh ke medsos. Dia yang biasanya jarang aktif di Instagram, mau tak mau lebih sering aktif. Nisa memposting foto keadaan ibu sekarang.
Nisa berharap Rani melihat kondisi ibu dan pulang. Benar saja, seminggu kemudian Rani tiba-tiba pulang ke rumah. Saat melihat Rani muncul, perasaan Nisa campur aduk; antara lega, bahagia, marah, kecewa, sakit hati bercampur jadi satu.
Namun Nisa berusaha melupakan semua perasaannya itu sejenak.
Termasuk dengan bayangan foto dan video tak senonoh Rani dengan suaminya yang terus melintas. Terpenting kesembuhan ibu sekarang.
Dia memberi tahu Rani, “Ibu sakit”. Namun Rani tak acuh, malah langsung masuk ke kamar tanpa bicara sepatah kata pun.
Di pikiran Nisa, sebenarnya banyak yang ingin ditanyakannya ke adik satu-satunya itu. Mengapa Rani tega mengkhianati Nisa–tidur dengan abang iparnya. Termasuk mempermainkan kakaknya dengan berpura-pura tak tahu masalah yang terjadi. Padahal Ranilah yang menjadi tersangka utamanya.
Setelah Rani pulang, Nisa jadi bingung sendiri antara mau merawat ibu atau pergi. “Bukankah kalau mau pergi, ini saat yang tepat”. Hubungan dua orang yang pernah saling dekat ini pun berubah jadi canggung.
Sementara itu setelah pulang ke rumah, Rani segera menemui ibu. Dia pun meminta maaf kepada ibu.
Di hadapan Rani, halusinasi ibu kambuh. Ibu bertanya soal ujian sekolah Rani. Ibu juga menyebut telah menyiapkan mie goreng kesukaan Rani.
Nisa memberi tahu Rani kalau ibu mengalami demensia. Ibu suka berhalusinasi ke masa kecil mereka.
Hanya Aris yang Bisa Lihat Story WhatsApp Rani
Setelah Rani pulang, tiba-tiba Yusuf menghubungi kakak iparnya–Nisa. Dia mau ke SBY menjenguk ibu. Nisa pun bertanya apa Yusuf tahu Rani pulang? Yang ditanya menjawab tak tahu.
Di adegan lain, karena sibuk merawat ibu yang sakit, praktis Nisa jarang bertemu dengan anaknya. Dia pun menghubungi Raya lewat telepon Aris. Nisa memberi tahu, setelah habis ujian akan menjemput Raya nanti.
Lewat sambungan telepon, Aris masih berusaha mendapat kesempatan kedua dari Nisa. Dia meminta istrinya itu pulang. Alasannya, Raya membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya. Lagi pula sudah ada Rani yang menjaga ibu sekarang.
Ucapan Aris membuat Nisa bingung. Tahu darimana suaminya kalau Rani telah pulang? Buru-buru dia pun menutup sambungan teleponnya dengan Aris.
Cerita berlanjut, Aris melihat foto-foto hot yang diunggah Rani di story WhatsApp. Aris heran, tak mungkin adik iparnya mengunggah foto yang memancing seperti itu di medsos yang bisa dilihat banyak orang.
Benar saja, setelah mengonfirmasi ke Mbah Rohmah soal update status Rani, Aris sadar ternyata target Rani memang dirinya. Hanya Aris yang bisa melihat update status di story WhatsApp Rani.
Aris pun segera menghubungi Nisa. Dia takut Nisa salah paham kalau dirinya masih berhubungan dengan Rani. Setelah panggilan telepon tersambung, Aris berusaha menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.
Sementara Nisa cuek. Dia sudah tak peduli lagi. “Penting ngomong gini ke aku?”.
Aris masih belum putus asa mendapatkan kembali cinta Nisa. Dia sampai menyebut-nyebut ‘Demi Allah, dia menyesal’. Lidahnya terlalu ringan untuk meminta hubungan mereka dimulai dari awal lagi.
Dalam pandangan Nisa, semua orang punya kesempatan untuk selingkuh. Tinggal mau ambil kesempatan itu atau tidak.
Nisa kekeh mau berpisah dengan suaminya. Sebab tak ada jaminan Aris tak tergoda dan tidak akan mengulang perbuatan yang sama dengan perempuan lain. Lagi pula Nisa tak mau sepanjang hidupnya harus diliputi perasaan waswas gegara suaminya sendiri.
Terbongkarnya Koleksi Komik Rani
Aris masih berusaha membujuk istrinya dengan alasan Raya butuh orang tua lengkap. Pembicaraan keduanya sampai merembet kemana-mana.
Aris tak mau Raya rusak seperti Rani karena kehilangan figur kedua orang tuanya. Aris memberi tahu soal kebiasaan Rani yang sering nonton video xxx dari dulu, termasuk membaca komik xxx.
Nisa mungkin tak tahu kebiasaan adiknya itu. Sebab Rani hanya menceritakannya ke Aris.
“Itu bisa jadi karena nggak ada sosok bapak. Sementara ibu sibuk kerja dan kurang pengawasan,” kata Aris.
Baca juga :
- 1.200 Peserta Daftar Event Lari Batam International Charity (BIC) Fun Run 7K 2024
- Along With The Gods The Two Worlds, Film Korea dengan Ide Out of The Box
- Tips Jitu Belanja Software PC di Marketplace
Nisa membela diri dan keluarganya. Dia minta Aris tak usah membawa-bawa nama bapak di pembicaraan mereka. Perempuan itu menegaskan Rani rusak karena Aris. Sama seperti dulu, saat Aris merusak dirinya sebelum mereka menikah. Panggilan telepon berakhir.
Sementara itu, pikiran Nisa terusik dengan ucapan Aris. Dia penasaran apa benar adiknya punya koleksi komik dewasa seperti yang diucapkan suaminya.
Saat ibu sedang tidur dan Rani di kamar mandi, diam-diam Nisa masuk ke dalam kamar adiknya. Dia memeriksa koleksi buku Rani. Ternyata, adiknya itu tak seperti orang yang dikenalnya selama ini. Penasarannya terjawab. Nisa menemukan banyak koleksi komik dewasa milik Rani.
Setelah Rani keluar dari kamar mandi, Nisa mencecarnya dengan pertanyaan sejak kapan Rani kayak gitu. Dia pun memberi tahu kalau hal-hal seperti itu bisa merusak otak.
Rani yang tak senang dengan ulah kakaknya, marah. Rani tak menjawab pertanyaan Nisa. Sebaliknya, Rani menyebut sebenarnya dia sudah menahan diri untuk tak membahas hal seperti ini ke Nisa. Rani memanas-manasi Nisa.
Motif Rani Berawal dari Sakit Hati
Dia meminta kakaknya untuk introspeksi diri. Mengapa Aris bisa puas dengan pelayanan Rani soal urusan ranjang? Mengapa Aris bisa explore dengan Rani dengan Nisa tidak.
Sambil berurai air mata, Nisa yang mendengar ucapan Rani meminta adiknya itu untuk berhenti bicara. Bukannya berhenti, Rani tambah memanas-manasi kakaknya. Rani menyebut, Aris bilang Rani 10 kali lebih hebat dari Nisa urusan ranjang. Jadi tak salah kalau Aris lebih memilih Rani dibanding Nisa.
Masih dari mulut Rani, di part 21 Aris juga pernah bilang kalau Rani candu yang tak bisa ditemukan obatnya.
“Bagaimana rasanya kehilangan orang yang paling kamu sayangi mbak?,” kata Rani masih memanas-manasi Nisa.
Rani memberi tahu kalau dia sudah merancang masa depan bersama Aris. Dia pun mengungkap alasannya mengapa tega mengkhianati Nisa.
Rani mengaku capek dari dulu orang selalu memuji Nisa. Selalu membanding-bandingkan mereka berdua dengan ucapan Nisa lebih cantik, pintar. Belum lagi ada yang ngomong, kakak-adik kok beda.
Ucapan orang-orang itu membekas di hati Rani. Dia menyebut setiap orang membandingkan keduanya, Nisa dengan percaya diri senyam-senyum tanpa peduli perasaan Rani. Hal itu membuat Rani tambah sakit hati.
“Kenapa kamu harus hidup sih mbak?”
Sampai pernah waktu SMA, Rani tak mau satu sekolah di tempat Nisa. Rani mengaku benci dengan kakaknya. Dia menyebut apa yang dialami Nisa sekarang merupakan karma.
“Aku nggak ambil Mas Aris, dia yang nyaman sama aku. Jadi teruslah merasa gagal sebagai istri”.
Nisa Berencana Pergi
Suara keras dari kamar Rani membuat ibu terbangun dari tidurnya. Ibu masuk dan meminta dua anak perempuannya tak teriak-teriak dalam rumah.
Saat itu ibu kembali berhalusinasi. Kali ini dia teringat momen saat uangnya hilang dan Nisa menjadi orang tertuduh. Ibu pun memukul Nisa dengan sapu lidi yang dibawanya.
Saat Nisa kecil, dia memang pernah dipukul karena dituduh mengambil uang ibu. Padahal bukan Nisa pelakunya.
Ibu berulang kali memukul Nisa dengan sapu lidi. Sementara Nisa, sudah tak peduli lagi dengan rasa sakitnya dari pukulan ibu. Dia diam saja.
Baginya sekarang, tak ada yang lebih sakit dari suami yang membandingkan urusan ranjang dan rasa sakit mendengar kata-kata Rani yang menyakitkan.
Diceritakan, Aris adalah laki-laki pertama yang Nisa percaya setelah bapak. Aris juga laki-laki pertama yang memperlakukan Nisa dengan baik setelah bapak. Dia bukan tipe laki-laki yang gampang tergoda.
“Nisa mau ikut bapak. Benar kata Rani, mengapa aku harus hidup,” kata Nisa.
Dia mengaku tak kuat dengan masalah yang dihadapinya. Nisa memutuskan untuk pergi. Namun sebelum itu dia akan mencari orang untuk merawat ibu.
Kondisi Ibu Tambah Parah
Saat Nisa keluar dari kamar, alangkah kagetnya dia karena pintu luar sudah terbuka. Padahal Rani lagi tidur di kamar. Pikirannya tertuju pada ibu.
Ibu mau pergi tanpa alas kaki, membawa tas kresek. Saat itu ibu berusaha membuka pintu pagar. Waktu ditanya mau kemana, katanya ke pasar.
Karena keadaan ini, Nisa jadi bimbang. Bagaimana mempercayakan ibu ke Rani. Ditambah lagi keadaan ibu makin parah. Pernah ibu menuang sabun ke makanan karena mengira kecap.
Rani juga bukan tipe orang sabar. Pernah saat penyakit ibu kambuh, ibu bertanya apa tukang bubur langganan mereka sudah lewat depan rumah? Ternyata pertanyaan itu bukan sekali, dua kali ditanya ibu ke Rani, tetapi sudah ke 50 kalinya dari pagi. “Kenapa nanya diulang-ulang bu”.
Dengan berbagai pertimbangan, Nisa memutuskan untuk bertahan dulu sampai ada orang yang bisa merawat ibu. Sambil menunggu waktu, Nisa membuatkan ibu kalung identitas.
Tujuannya kalau ibu hilang, orang bisa tahu nama dan alamat ibu dimana. Nisa juga menyingkirkan barang-barang berbahaya di kamar ibu.
Aris Mendadak Datang ke Rumah Ibu
Di lain waktu, Aris tiba-tiba datang ke rumah Ibu di SBY. Sebelumnya, dia meminta tolong ke Mbak Rohmah untuk menjaga Raya. Dia mau ke SBY menjemput Nisa pulang.
Saat Aris datang, Rani kembali memanas-manasi Nisa. Dia meyakinkan kakaknya, kalau Rani dan abang iparnya mau pisah dari pasangan masing-masing. Selanjutnya mereka akan membina rumah tangga bersama.
Ucapan Rani dibantah Aris. Laki-laki itu menegaskan hubungannya dengan Rani sudah selesai. Dia datang ke SBY untuk menjemput Nisa pulang ke rumah dan bertemu Raya.
Di part 22 bukannya sadar dengan posisinya, Rani mengancam jika dia tidak bisa mendapatkan Aris, maka Nisa juga tak akan bisa. Biar hancur sekalian saja mereka bertiga.
Ucapan Rani tak dipedulikan Aris. Sebaliknya, laki-laki itu meminta Nisa mengemasi baju-bajunya di rumah ibu.
Bukan Rani namanya jika cepat putus asa. Perempuan itu kembali memanas-manasi kakaknya. Dia menjamin hidup Nisa akan seperti di neraka jika pulang ke rumah.
Sebab setiap melihat sudut rumah yang dulu ditempati Rani itu, Nisa akan terbayang apa saja yang telah dilakukan adiknya dengan Aris. Rani menyebut satu per satu ruangan yang dimaksudnya itu seperti di kamar Rani, sofa ruang tamu, dan dapur.
Pada detik itu, sebenarnya Nisa mau menampar Rani, namun tak bisa. Dia masih teringat, walau bagaimana pun Rani tetap adik kandungnya.
Melihat istrinya diperlakukan seperti itu, Aris meminta Rani menyudahi ucapannya. Aris menyebut Rani keterlaluan dan kurang ajar.
Di part ini, Nisa meminta Aris menalaknya. Dia sudah Salat Istikharah, dan yakin untuk berpisah.
“Kamu sudah bukan orang yang ku sebut namanya di setiap doa malamku”
Nisa juga mempertanyakan sikap Aris dan Rani. Bagaimana bisa keduanya berzina dan membunuh tanpa rasa penyesalan.
Cuek dengan perkataan kakaknya, Rani mengajak Aris pergi jauh seperti mimpi mereka, membangun keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.
Sebaliknya, Aris menanggapi ajakan itu dengan menyebut Rani sakit. Dia juga meminta adik iparnya jangan melebihi batas.
Ibu Meninggal Dunia
Tak tahan mendengar pembicaraan Rani dan Aris, Nisa memilih pergi. Namun saat dia melewati kamar ibu, Nisa melihat ibu seperti ingin mengucap sesuatu. Ternyata ibu minta dibacakan Surat Yasin.
Perasaan Nisa jadi tak enak. Melihat istrinya khawatir, Aris berusaha menenangkan Nisa. Saat itu kondisi ibu lagi drop. Ibu hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Untuk bicara saja susah. Nisa akhirnya menunda kepulangannya. Dia memilih tetap di samping ibu sampai Malaikat Maut mencabut nyawa ibu.
Ya, Nisa menghabiskan waktunya dengan terus mengaji di dekat ibu. Aris meminta Nisa istirahat dulu. Mereka gantian jaga ibu. Namun Nisa menolak.
Tak cuma Nisa yang menunda kepulangannya, Aris juga begitu. Melihat kondisi ibu, Aris akhirnya menginap di rumah ibu. Dia tidur di kamar tamu.
Di masa-masa genting seperti ini, kelakukan Rani justru di luar nalar. Dia kembali berulah. Rani tiba-tiba masuk ke dalam kamar tamu yang ditempati Aris. Rani menggoda laki-laki di kamar itu. Aris terpancing dengan rayuan Rani.
Sementara mereka asyik di dalam kamar berdua, Nisa masih setia menjaga ibu di kamar. Saat itu jarum jam dinding menunjukkan angka 01.44 WIB atau mendekati jam 2 dinihari, Nisa merasa ibu mau pamit.
Perempuan itu akhirnya keluar dari kamar dan mencari Rani. Namun orang yang dicari tak ada di kamarnya. Dengan perasaan waswas, Nisa mengetuk pintu kamar tamu. Dia memanggil nama suaminya.
Tak lama, pemandangan di depan matanya begitu menyakitkan. Hal yang ditakutkan Nisa terjadi. Dia melihat adik dan suaminya secara langsung berdua dalam kamar. Entah apa yang sudah Rani dan Aris lakukan di kamar.
Mulanya Rani yang keluar dari kamar, lalu disusul Aris. Pikiran Nisa sejenak melayang. Bagaimana bisa suaminya menyebut-nyebut nama Allah mau bertaubat, sementara kelakuan Aris masih seperti itu.
Namun Nisa cepat menguasai dirinya. Tak ada waktu untuk marah. Keadaan ibu sudah kritis. Ketiganya pun menemani ibu. Aris membacakan Surat Yasin di dekat telinga ibu. Sedangkan Nisa membaca zikir dengan kalimat laa ilaha illallah. Dia meminta ibu mengikuti ucapannya.
Di momen ini, tiba-tiba Nisa merasa ada angin semilir yang lewat di tengkuknya. Tak lama kemudian, Rani memberi tahu Nisa kalau kaki ibu dingin. Suara Nisa mulai parau setelahnya, dia mau menangis. Namun perempuan itu terus menguatkan dirinya supaya tak menangis.
Tetapi benteng pertahanan Nisa goyah. Dia meminta ibu memaafkan dirinya dan Rani. “Kami ikhlas bu”
Setelah kaki, tangan ibu juga mulai dingin hingga akhirnya ibu benar-benar pergi untuk selamanya. Tangis Nisa pecah. Ada rasa sesak di dadanya. Saat itu dia merasa dunianya benar-benar runtuh.
Nisa Terpukul Ibu Pergi
Di part 23, Nisa masih tak percaya perempuan yang terbaring dalam kondisi tak bernyawa di depannya itu adalah ibu. Dia mengira sudah ikhlas dengan keadaan yang terjadi. Nyatanya kepergian ibu membuat Nisa terpukul.
Ini seperti mimpi, tetapi nyata. Semua hal yang dialaminya belakangan ini terlalu mendadak. Ditambah lagi dengan kepergian ibu. Sudah tak ada lagi tempatnya untuk pulang. Rasanya sesakit itu.
Nisa terjebak dengan kesedihannya atas kematian ibu. Sampai dia tak tahu siapa yang menyiapkan perjamuan untuk pelayat yang datang ke rumah.
Semua keluarganya datang. Setelah pemakaman ibu, Nisa mengurung diri di kamar. Tiba-tiba Rani masuk ke kamar. Ucapannya tak mengenakkan hati. Bukannya berduka atas kepergian ibu, Rani malah meminta Nisa cepat turun ranjang karena dia mau menikah dengan Aris.
Rani juga mengaku capek lihat drama menangis, nangis, dan nangis lagi. Dia menuduh Nisa sengaja menangis agar orang-orang berpikir kalau Nisa sayang ibu. Lalu orang akan berpikir jahat ke Rani.
Tanpa pikir panjang, Rani meminta kakaknya itu minum Baygon saja supaya bisa menyusul ibu. Di hari pemakaman ibu, pertengkaran adik-kakak itu diketahui keluarga besar.
Besoknya, Nisa memilih pulang ke rumahnya. Namun dia meminta Aris jangan ke rumah dulu sampai Nisa keluar membawa baju-bajunya. Perempuan itu memutuskan mau ngontrak rumah berdua dengan Raya.
Begitu masuk ke dalam rumah, ucapan Rani kembali terngiang. Nisa menangis histeris. Dia trauma pulang ke rumahnya. Semua sudut rumah mengingatkan Nisa dengan perbuatan menjijikkan yang telah dilakukan Rani dan Aris di belakangnya. Dari sofa, dapur, kamar Rani, terlebih membayangkan seprai yang ada darahnya.
Di part ini, ada momen Rani menghubungi Nisa via telepon. Dia mengancam akan bunuh diri kalau Aris tak menikahinya. Rani akan membuat surat wasiat yang isinya Nisalah yang membuatnya depresi. Itu dilakukan Rani supaya Nisa dihantui rasa bersalah.
Akhir Cerita
Di part 24, Rani datang ke kontrakan Nisa. Dia marah-marah karena Aris memblokirnya dari semua komunikasi, baik telepon maupun WhatsApp. Rani meminta Nisa cepat cerai dengan Aris.
Di depan Raya, Rani juga menyebut dirinya akan menjadi ibu bagi Raya. Ucapan Rani membuat Nisa marah. Nisa hanya tak mau permasalahan yang terjadi diketahui anaknya.
Perempuan itu menyebut berulang kali dia coba memaafkan Rani. Sebaliknya, Rani menanggapi dia juga tak pernah minta maaf ke Nisa. Jadi untuk apa dimaafkan.
Di part ini juga ada cerita, Aris mengaku menyesal dengan semua yang telah terjadi antara dia dan Rani. Aris menyebut dia tak pernah cinta dengan Rani. Adik iparnya itu hanya pemuas nafsu baginya.
Rani depresi. Dia marah-marah ke Nisa, bahkan menyumpahi kakaknya itu mati.
Cerita Ipar Adalah Maut berakhir dengan kedua pasangan–Nisa-Aris, dan Rani-Yusuf berpisah dari pasangan masing-masing.
Aris masih dihantui rasa bersalah atas semua yang telah terjadi. Aktivitas selanjutnya, Aris lebih sering ikut kajian-kajian Islam.
Hubungan Nisa dengan Yusuf tetap baik. Meski Mama Yusuf sering menjodohkan anaknya dengan Nisa, hubungan mereka tetap hanya sebatas mantan ipar.
Sementara Rani, dia memilih pindah ke Jakarta dan hidup di sana. Sebelum itu, Rani meminta Nisa menjual rumah ibu di SBY.
Bagaimana kehidupan Nisa sendiri? Perempuan itu meneruskan usaha online-nya yang sempat tertunda. Nisa tak menyangka setelah semua yang terjadi, rezeki terus mengalir, bahkan kini dia punya beberapa karyawan.
Nisa juga memutuskan untuk bercerita ke teman yang dipercayainya. Dengan harapan, cerita hidupnya bisa dijadikan pelajaran bagi warganet. Setelah cerita tayang, dia jadi merasa lebih kuat. Terutama saat membaca banyaknya komentar dukungan untuk Nisa (pikarenji).